Hiburan & Gaya Hidup

Wanda Hamidah Curhat Rindu Mendalam Setelah Misi Kemanusiaan Palestina

— Artis sekaligus aktivis Wanda Hamidah kembali ke Indonesia setelah menjalani misi kemanusiaan selama 35 hari bersama Global Sumud Flotilla untuk Palestina. Perjalanan yang penuh tantangan ini harus terhenti akibat kendala teknis dan blokade laut yang diterapkan Israel.

Meski tak berhasil melanjutkan pelayaran, Wanda tetap membawa pengalaman berharga dan perasaan rindu yang mendalam pada anak-anaknya. Ia mengaku sering mengobrol melalui telepon dengan mereka, namun perasaan rindu dan berat meninggalkan keluarga terus membekas di hatinya.

Perjuangan Anak-anak Menunggu Kepulangan Wanda

Wanda menceritakan beban berat yang dirasakan putra sulungnya selama ia pergi. Anak tertua harus menjaga adiknya yang masih berusia 10 tahun, hingga merasa lelah dan frustrasi. “Yang si kakak harus terbebani dengan merawat adiknya yang kecil, yang 10 tahun, dan ternyata pas saya pulang, ‘Ibu, aku capek’. Dia mau nangis kayak, ‘Aku capek ngurus yang kecil’ gitu,” ujar Wanda menirukan ungkapan anaknya.

Meski demikian, Wanda berterima kasih atas tanggung jawab yang telah diemban anak-anaknya. Ia berharap pengalaman ini membuat mereka memahami beban dan tanggung jawab sebagai orang tua selama 35 hari tersebut.

Perasaan Bersalah dan Pertanyaan Sulit dari Anak Bungsu

Selama misi, Wanda mengaku sulit menjawab pertanyaan anak bungsunya tentang kapan ia akan pulang. Bahkan, di hari-hari terakhir, ia sampai tidak berani menelepon si bungsu karena tidak tahu harus menjawab apa.

“Itu sulit sekali,” ujar Wanda dengan suara bergetar. Ia mengenang percakapan mengharukan dengan sang putri yang mengatakan, “Ibu berjuang dulu buat Palestina, buat Gaza, tapi kan Ibu juga punya anak.” Momen itu membuat hati Wanda hancur sekaligus semakin kuat dalam tekadnya.

Empati dan Tekad untuk Palestina

Perpisahan selama 35 hari membuat Wanda semakin memahami penderitaan anak-anak dan ibu-ibu di Palestina yang kehilangan keluarga akibat kekerasan. “Ini anak aku saja yang ibunya sehat walafiat, mereka tahu, nggak ketemu ibu selama 35 hari saja hatinya sedih dan hancur. Bayangkan anak-anak di Palestina,” ujarnya.

Wanda menegaskan bahwa pengalaman ini memotivasi dirinya untuk terus berjuang demi kebebasan Palestina dan menghentikan genosida yang terjadi. Ia juga mengajak masyarakat luas untuk turut bergerak bersama dalam perjuangan ini.

Pengalaman Hidup dan Rasa Syukur Setelah Misi

Setelah kembali ke Indonesia, Wanda merasakan kemewahan hidup yang selama ini sering terabaikan. Tidur di pelabuhan dan kapal selama berhari-hari tanpa keluhan, serta membayangkan penderitaan rakyat Palestina, membuatnya semakin bersyukur.

“Ketika ke Indonesia, aku seperti bersyukur bahwa kita di Indonesia bisa menikmati kehidupan yang bisa memilih makanan yang kita mau makan. Kita bisa ada atap di rumah, kita punya tempat tidur yang tidak dimiliki oleh rakyat Palestina,” pungkas Wanda.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Venicka Arlia Putriana