Berita

Wakil Ketua MPR Soroti Peran Budaya dalam Memperkuat Toleransi di Era Globalisasi

— Semangat menjaga kebudayaan sebagai jiwa sekaligus perekat bangsa kembali mengemuka dalam sebuah acara penting di Semarang. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa budaya bukan hanya warisan masa lalu, melainkan fondasi vital dalam menjaga toleransi dan kebersamaan di tengah arus globalisasi yang semakin deras.

Pernyataan itu disampaikan Lestari saat menghadiri Orasi Budaya sekaligus Pameran Lukisan Retrospeksi Terbesar karya Arrie Djatmiko. Acara bertema Kebudayaan Sebagai Identitas dan Perekat Bangsa ini menjadi bagian dari peringatan Dies Natalis ke-60 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (UNDIP).

Budaya sebagai Lem Sosial Bangsa

Lestari menjelaskan, budaya merupakan lem sosial tak kasat mata yang mengikat masyarakat melalui nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan saling menghormati yang tumbuh dari tradisi lokal. Ia menilai nilai-nilai tersebut sangat krusial untuk merawat keutuhan bangsa.

“Kebudayaan sesungguhnya adalah perekat atau lem sosial yang tidak terlihat dan dibangun dari nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan saling menghormati yang hidup dalam tradisi lokal,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

Jejak Sejarah dan Filosofi Bhineka Tunggal Ika

Menurut Lestari, perjalanan sejarah bangsa, mulai dari era kerajaan hingga perjuangan melawan kolonialisme, tak lepas dari kesadaran bersama akan budaya sebagai perekat bangsa. Ia menegaskan filosofi Bhineka Tunggal Ika sebagai kristalisasi dari dialektika budaya yang menjadi DNA spiritual bangsa, merajut keberagaman menjadi kesatuan yang kokoh.

“Filosofi Bhineka Tunggal Ika merupakan kristalisasi dari dialektika kebudayaan yang sesungguhnya adalah DNA spiritual bangsa yang merajut perbedaan menjadi tenun kebangsaan yang indah dan kokoh,” tambahnya.

Menjawab Tantangan di Era Modern

Lestari mengingatkan, perkembangan teknologi dan perubahan zaman menjadi tantangan besar dalam melestarikan nilai budaya. Oleh karena itu, menurutnya, pengamalan nilai-nilai kebudayaan sangat penting untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dalam konteks mengamalkan nilai-nilai untuk mewujudkan NKRI, kita harus kembali kepada pemikiran besar kebudayaan sebagai jiwa dan perekat bangsa di tengah tantangan yang dihadapi saat ini,” tegasnya.

Peran Akademisi dan Generasi Muda

Lebih lanjut, Lestari mendorong kalangan akademisi untuk tidak hanya mempelajari budaya, tetapi juga merekonstruksi nilai-nilai budaya Indonesia agar relevan dengan dinamika dunia modern. Ia mengajak agar nilai-nilai seperti guyub rukun, tepo seliro, dan gotong royong hidup kembali dalam kehidupan sehari-hari.

“Langkah memperkuat akar dan mengoptimalkan ruang budaya, harus konsisten dilakukan agar generasi penerus bangsa dapat bersentuhan, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai luhur dari kebudayaan yang kita miliki,” pungkasnya dalam acara yang turut dihadiri Rektor UNDIP Prof. Suharnomo dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNDIP Prof. Alamsyah.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson