Media Netizen — Trend Micro resmi memperkenalkan dua teknologi keamanan siber terbaru di Indonesia, yaitu Agentic SIEM dan Digital Twin. Inovasi ini hadir sebagai solusi menghadapi tantangan pengelolaan keamanan yang semakin kompleks seiring pesatnya investasi kecerdasan buatan (AI) di sektor publik dan industri.
Agentic SIEM mengusung konsep AI otonom yang mampu berpikir, belajar, dan bertindak tanpa perintah manual. Sistem ini dirancang untuk mengurangi kerumitan operasional, menekan biaya, serta mengatasi banjir notifikasi yang sering menjadi beban bagi tim keamanan siber.
Optimalkan Deteksi Ancaman dengan AI Otonom
Dengan bantuan AI, proses investigasi dan analisis ancaman yang biasanya memakan waktu berminggu-minggu kini dapat dilakukan secara otomatis. AI terus memetakan dan mengoptimalkan data secara real-time, sehingga respons terhadap serangan menjadi lebih cepat dan tepat sasaran.
Selanjutnya, kemampuan Agentic SIEM semakin diperkuat saat digabungkan dengan Digital Twin, sebuah fitur yang menciptakan simulasi virtual berkualitas tinggi dari infrastruktur organisasi. Simulasi ini memungkinkan tim keamanan menguji berbagai skenario serangan, mengevaluasi kekuatan sistem pertahanan, dan menyesuaikan kebijakan tanpa risiko terhadap sistem nyata.
Perpaduan Teknologi untuk Keamanan Proaktif
Pendekatan Digital Twin memungkinkan organisasi bertransformasi dari sikap reaktif menjadi prediktif dalam menghadapi ancaman siber. Integrasi otomatisasi, intelijen kontekstual, dan simulasi ini memberikan kerangka kerja terpadu yang sangat dibutuhkan bagi perusahaan dengan infrastruktur besar atau sistem yang saling terhubung.
Fetra Syahbana resmi ditunjuk sebagai Country Manager Trend Micro Indonesia mulai 15 September 2025. Ia membawa pengalaman luas dalam transformasi digital di sektor keuangan, pemerintahan, dan korporasi, termasuk perannya memimpin ekspansi Nutanix di Asia Tenggara.
Strategi Baru Menuju Ketangguhan Siber
“Transformasi digital membuka peluang besar, tetapi juga tantangan keamanan yang semakin rumit,” ujar Fetra, lulusan Matematika ITB, dalam keterangan resmi yang diterima detikINET. “Pendekatan kita harus bergeser dari reaktif ke strategi yang mampu mendeteksi, memprediksi, dan merespons ancaman dengan lebih cepat. Agentic SIEM dan Digital Twin bukan sekadar fitur baru, melainkan paradigma baru yang membuat organisasi lebih tangguh dan sesuai regulasi.”
Selama lebih dari dua dekade, Fetra meniti karier dari application engineer hingga posisi strategis di perusahaan teknologi ternama seperti IBM Indonesia, F5 Networks, dan Nutanix. Di Nutanix, ia memimpin strategi bisnis serta ekspansi di pasar berkembang Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020, Fetra berhasil memosisikan Nutanix sebagai penyedia solusi cloud yang fleksibel dan skalabel, membantu banyak bisnis beradaptasi dengan model kerja jarak jauh.