Berita

Tragis! ABG di Sulteng Diperkosa Ayah dan Kakak, Lalu Dijual Ibu Rp 20 Ribu

— Sebuah kasus menyayat hati terungkap di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Seorang siswi SD berusia 11 tahun mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah dan kakaknya sendiri. Lebih tragis lagi, korban juga dijual oleh ibunya kepada pria hidung belang dengan harga sangat murah.

Kasus ini mengejutkan masyarakat setelah korban berani menceritakan penderitaannya kepada guru wali kelas. Pengungkapan ini membuka tabir kejahatan eksploitasi seksual yang melibatkan keluarga dekat dan pelaku lain yang memanfaatkan korban.

Delapan Tersangka Terlibat dalam Kasus Eksploitasi Seksual

Kepolisian Resor Banggai Kepulauan menetapkan delapan orang sebagai tersangka. Di antaranya adalah ayah korban berinisial SY, kakak berinisial IY, dan ibu berinisial AT yang diduga menjual anaknya untuk eksploitasi seksual. Selain itu, pacar ibu korban, DT, serta empat pria hidung belang yang menerima layanan seksual dari ibu korban yakni YS, EK, A, dan NS juga turut ditetapkan tersangka.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bangkep, Aipda Aditya Agung, menjelaskan bahwa dua tersangka di bawah umur tidak ditahan. Sedangkan enam lainnya sudah diamankan dalam proses penyidikan yang intensif.

Proses Pengungkapan Kasus dan Penyelidikan Polisi

Kasus ini mulai terkuak saat korban melaporkan kejadian yang dialaminya pada guru wali kelas. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke polisi pada Rabu, 1 Oktober 2025. Pada hari yang sama, Unit PPA Polres Bangkep melakukan penyelidikan dan mengamankan korban beserta beberapa terduga pelaku dengan bantuan Polsek Bulagi.

Aditya menegaskan, kasus ini termasuk kejahatan luar biasa karena korban tidak hanya menjadi korban pemerkosaan oleh ayah dan kakaknya, tetapi juga dieksploitasi secara seksual oleh pacar ibunya dan dijajakan oleh sang ibu kepada pria hidung belang.

Tarif Rp 20 Ribu untuk Eksploitasi Seksual di Pelabuhan

Korban dijual oleh ibunya kepada pria hidung belang yang bekerja sebagai buruh angkut barang di pelabuhan. Tarif yang dipatok oleh ibu korban sangat murah, yakni Rp 20 ribu untuk sekali kencan. Praktik keji ini menunjukkan betapa rentannya anak-anak terhadap eksploitasi dalam lingkungan keluarga.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson