Media Netizen — Jakarta – Toyota menyatakan bahwa mobil-mobil buatannya dapat menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang mengandung campuran etanol hingga 20 persen tanpa masalah. Pernyataan ini sekaligus menunjukkan kesiapan teknologi Toyota dalam menyambut bahan bakar alternatif ramah lingkungan.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menjelaskan bahwa penggunaan etanol sebagai campuran BBM bukan hal baru di industri otomotif global, bahkan beberapa negara sudah menerapkan campuran etanol pada bahan bakar kendaraan mereka.
Mobil Toyota Siap Pakai BBM Etanol E20
Dalam kesempatan yang dikutip dari detikFinance, Bob Azam menyampaikan, “Bisa (etanol 3,5%) sebenarnya tergantung mereknya. Kalau Toyota itu sampai 20%. Tapi mungkin merek lain itu sampai 10%. Jadi nggak ada masalah itu 3,5%. Banyak yang ngeributin, misleading, menurut kita itu misleading.” Pernyataan ini menegaskan bahwa Toyota telah menguji dan memastikan mobil mereka kompatibel dengan BBM yang mengandung etanol hingga E20.
Menurut Bob, di negara-negara seperti Amerika Serikat, India, dan Thailand, penggunaan campuran etanol sampai E20 atau E10 sudah umum diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tren global mengarah pada pemanfaatan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Dukungan Toyota terhadap Penggunaan Bioetanol di Indonesia
Toyota juga aktif mendorong pemanfaatan bioetanol di Indonesia. Mereka telah berhasil melakukan uji coba dengan bahan bakar bioetanol 100 persen (E100) bekerja sama dengan Pertamina. Bioetanol E100 yang digunakan berasal dari tanaman sorgum dan diaplikasikan pada kendaraan Flexy Fuel Vehicle (FFV) Toyota.
Salah satu kendaraan yang sudah diuji coba menggunakan bioetanol 100 persen adalah Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel. Ini menandai langkah maju dalam inovasi bahan bakar alternatif di Indonesia.
Pengalaman Toyota dan Potensi Etanol untuk Masa Depan
Sejak 2010, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendapat kepercayaan dari prinsipal untuk memproduksi mesin berbahan bakar etanol bagi pasar Amerika Latin, termasuk Argentina dan Brasil. Contohnya adalah mesin tipe 2TR-FFV berkapasitas 2.694 cc yang digunakan pada Toyota Hilux.
Ke depan, etanol diharapkan menjadi bahan bakar alternatif yang efektif untuk menekan emisi karbon serta membantu meningkatkan ekonomi petani lokal. Saat ini, di Indonesia sudah tersedia biodiesel B35 (35 persen bahan nabati) dan bioetanol E5 (5 persen etanol) yang dapat digunakan oleh kendaraan yang beredar di pasaran.
Langkah pemerintah dan pelaku industri dalam mengembangkan pabrik etanol juga semakin nyata. Salah satunya adalah rencana pembangunan pabrik etanol di Merauke yang diungkap oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, sebagai upaya memperkuat rantai pasok bahan bakar nabati di tanah air.