Media Netizen — Dalam empat hari terakhir, kawasan Gaza menjadi saksi serangkaian serangan udara yang intens dari pasukan Israel. Sejak Sabtu (4/10), sebanyak 230 serangan dilancarkan yang menewaskan 118 warga, termasuk perempuan dan anak-anak, demikian dikatakan pemerintah Gaza.
Serangan brutal ini terus berlanjut meski ada seruan gencatan senjata yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pemerintah Gaza menegaskan bahwa agresi ini mengabaikan upaya diplomasi yang tengah berjalan.
“Pendudukan Israel melanjutkan agresi brutalnya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, mengabaikan seruan gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, dan tanggapan positif yang ditawarkan terhadap proposal tersebut,” kata pernyataan resmi pemerintah Gaza seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (8/10/2025).
Korban tewas yang mencapai 118 orang itu termasuk 72 yang meninggal dalam kondisi terkepung di kota Gaza. Dalam dua tahun terakhir, data menunjukkan lebih dari seribu warga Palestina tewas di wilayah Tepi Barat, termasuk 212 anak-anak. Korban luka-luka juga tercatat lebih dari 10.000 orang.
Selain itu, jumlah tahanan Palestina mencapai 19.000 orang, dengan 11.040 di antaranya masih ditahan per 1 Oktober. Dari seluruh tahanan, 3.577 tidak pernah didakwa secara resmi.
Seruan Gencatan Senjata dan Respons Hamas
Presiden AS Donald Trump mendesak Israel untuk segera menghentikan pengeboman di Gaza sejak Sabtu pagi lalu. Trump juga menyatakan bahwa Hamas siap melanjutkan perdamaian abadi setelah kelompok tersebut menanggapi proposalnya untuk mengakhiri konflik.
Hamas sendiri menyatakan keinginan untuk mencapai kesepakatan damai berbasis rencana yang diajukan Trump, tetapi masih mengajukan sejumlah tuntutan penting. Fawzi Barhoum, pejabat senior Hamas, menjelaskan bahwa delegasi Hamas yang bernegosiasi di Mesir tengah berupaya mengatasi hambatan demi mewujudkan kesepakatan yang sesuai dengan aspirasi rakyat Gaza.
“Hamas menginginkan gencatan senjata permanen dan komprehensif, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, serta segera dimulainya proses rekonstruksi komprehensif di bawah pengawasan ‘badan teknokratis nasional’ Palestina,” ujarnya dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Namun, tuntutan ini belum pernah diterima oleh Israel yang menuntut Hamas melucuti senjatanya, permintaan yang terus ditolak oleh Hamas.
Kondisi Terbaru dan Dampak Konflik
Situasi di Gaza tetap memanas dengan jumlah korban terus bertambah. Sementara itu, perundingan damai yang berlangsung di Mesir masih menghadapi berbagai kendala. Konflik berkepanjangan ini belum menemukan titik terang, dengan kedua belah pihak mempertahankan posisi masing-masing.
Serangan udara dan penahanan warga Palestina menjadi sorotan internasional, terutama menyusul ancaman sanksi dari negara-negara seperti Jepang jika Israel menolak solusi dua negara.
Perkembangan ini menjadi perhatian penting bagi komunitas global yang terus mengawasi dinamika konflik Israel-Palestina, khususnya dampaknya kepada warga sipil di Gaza dan Tepi Barat.