Berita

Rencana Pemindahan Patung Jenderal Sudirman Picu Beragam Respons Warga Jakarta

— Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan rencana pemindahan Patung Jenderal Sudirman ke lokasi baru di perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Langkah ini diharapkan dapat menghadirkan ikon baru yang lebih strategis dan menarik bagi warga ibu kota.

Rencana itu muncul sebagai bagian dari pengembangan kawasan integrasi transportasi di Dukuh Atas yang bakal menjadi pusat transit dan penghubung moda transportasi di Jakarta. Namun, pemindahan patung yang sudah berdiri sejak 2003 ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat.

Lokasi Baru Dinilai Lebih Ikonik

Menurut Pramono Anung, lokasi baru patung akan berada tepat di jalur strategis menuju Dukuh Atas yang tengah dikembangkan sebagai simpul transportasi terintegrasi dan pusat transit-oriented development (TOD). “Jadi saya akan memindahkan Patung Sudirman betul-betul di perbatasan antara Thamrin dan Sudirman,” ujar Gubernur saat ditemui di Jakarta Utara, Jumat (3/10).

Dia menambahkan, “Tempat baru ini malah jadi lebih ikonik. Warga Jakarta, terutama saat macet, akan bisa menikmati keberadaan patung itu dengan lebih baik saat menuju Dukuh Atas.” Pemindahan ini juga terkait rencana penggabungan Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Baru untuk mengoptimalkan integrasi antarmoda.

Warga Dukung Pemindahan Demi Penataan Transportasi

Rizky (30), salah satu warga yang ditemui di kawasan Sudirman, menyambut baik pemindahan patung tersebut. Dia menilai langkah ini penting untuk penataan kawasan transportasi yang semakin padat di Dukuh Atas. “Sebagai warga Jakarta, saya menyambut positif pemindahan patung Jenderal Sudirman, terutama karena ini demi kepentingan banyak orang. Moda transportasi umum seperti KRL sangat diminati, khususnya saat jam sibuk,” ujarnya, Sabtu (4/10).

Meski begitu, Rizky mengingatkan agar Pemprov DKI tetap menjaga nilai sejarah. “Pemprov harus meminta pertimbangan berbagai pihak supaya pemindahan tidak menimbulkan polemik,” tambahnya.

Penolakan dari Warga yang Khawatir Biaya dan Makna Sejarah Hilang

Sementara itu, Adit (27) menolak rencana pemindahan. Dia berpendapat bahwa patung sudah menjadi ikon penting di Jalan Sudirman dan pindah akan menimbulkan pengeluaran tidak perlu. “Patung itu sudah bersejarah dan berdiri di situ. Kalau dipindahkan, pasti ada biaya lagi yang harus dikeluarkan,” katanya.

Adit juga menilai Pemprov DKI sebaiknya mengutamakan penanganan masalah besar seperti banjir, polusi, dan kemacetan. “Patung Jenderal Sudirman tidak mengganggu akses transportasi. Jangan keluarkan kebijakan yang tidak menyangkut kepentingan banyak orang,” tegasnya.

Warga Lain Nilai Pemindahan Buang-buang Anggaran

Haecal (29) juga menolak rencana tersebut. Dia menilai pemindahan patung hanya akan membuang anggaran yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan sosial masyarakat. “Patung sudah terkonsep oleh para pahlawan di titik itu. Kalau hanya untuk pemandangan, apalagi alasan bisa dilihat saat macet, saya rasa tidak efektif. Ini hanya buang-buang anggaran,” ujarnya.

Haecal meminta Pemprov DKI lebih fokus membuka lapangan kerja dan membantu masyarakat yang membutuhkan. “Fokus ke masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, karena pengangguran masih banyak,” tambahnya.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson