Media Netizen — Ketegangan hubungan Rusia dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas menyusul rencana pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan peringatan keras terkait kemungkinan tersebut, yang dinilai dapat merusak hubungan diplomatik antara Moskow dan Washington.
Permintaan Ukraina untuk mendapatkan rudal jarak jauh ini muncul di tengah konflik yang terus berlanjut di wilayahnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta AS untuk menjual rudal Tomahawk kepada negara-negara Eropa, yang kemudian akan menyalurkan persenjataan tersebut ke Ukraina sebagai bantuan perang.
AS Pertimbangkan Permintaan Ukraina
Wakil Presiden AS JD Vance mengungkapkan bahwa pemerintah AS tengah menimbang sejumlah permintaan dari negara-negara Eropa terkait pengiriman rudal tersebut. Keputusan akhir akan berada di tangan Presiden Donald Trump, kata Vance dalam wawancara dengan program Fox News Sunday pada Minggu (29/9) waktu setempat.
Rudal Tomahawk produksi AS memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer, sehingga sangat strategis bagi Ukraina dalam menghadapi serangan rudal dan drone yang terus dilancarkan Rusia. Namun, pengiriman senjata dengan kemampuan jarak jauh ini hampir dipastikan akan dianggap oleh Rusia sebagai tindakan eskalasi agresif dalam konflik yang sedang berlangsung.
Respon Keras Putin Soal Tomahawk
Presiden Putin menegaskan bahwa jika AS benar-benar memasok rudal Tomahawk ke Ukraina untuk melakukan serangan jarak jauh ke wilayah Rusia, maka hal itu akan menghancurkan hubungan antara Moskow dan Washington. Peringatan ini disampaikan dalam rekaman video yang dirilis Minggu (5/10), sebagaimana dikutip oleh Reuters.
“Ini akan menyebabkan hancurnya hubungan kita, atau setidaknya menghentikan tren positif yang telah muncul dalam hubungan ini,” ujar Putin.
Situasi saat ini semakin memanas, kurang dari dua bulan setelah pertemuan Putin dan Trump di Alaska, di mana harapan perdamaian nampak menipis dengan kemajuan militer Rusia di Ukraina dan insiden drone Rusia yang memasuki wilayah udara NATO.
Potensi Eskalasi Konflik
Laporan media Wall Street Journal mengungkapkan bahwa AS juga berencana memberikan intelijen kepada Ukraina mengenai target infrastruktur energi di dalam wilayah Rusia, sekaligus mempertimbangkan pengiriman rudal Tomahawk sebagai bagian dari strategi serangan jarak jauh.
Meski demikian, beberapa pejabat AS menyatakan pengiriman rudal ini mungkin sulit direalisasikan karena stok rudal saat ini lebih difokuskan untuk kebutuhan Angkatan Laut AS dan operasi lainnya.
Dengan jangkauan hingga 2.500 kilometer, jika Ukraina mendapatkan rudal ini, maka wilayah Rusia di kawasan Eropa akan berada dalam jangkauan serangan, yang tentunya menjadi ancaman serius bagi Kremlin.
Putin Sebut Tomahawk Butuh Partisipasi Militer AS
Putin juga menekankan bahwa penggunaan rudal Tomahawk tidak bisa lepas dari keterlibatan langsung personel militer AS. Oleh karena itu, setiap pasokan rudal tersebut ke Ukraina akan memicu eskalasi konflik yang baru dan lebih serius.
“Ini akan berarti tahap eskalasi yang benar-benar baru, secara kualitatif baru, termasuk dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat,” tegas Putin pada Kamis (2/10) lalu.





