Media Netizen — Presiden Taiwan, Lai Ching-te, melontarkan pernyataan mengejutkan yang mengaitkan nama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan penghargaan bergengsi Nobel Perdamaian. Lai menegaskan bahwa Trump berhak menerima Nobel tersebut jika mampu meyakinkan Presiden China, Xi Jinping, untuk menghentikan segala bentuk agresi militer Beijing terhadap Taiwan.
Dalam wawancara bersama sebuah acara radio dan podcast konservatif di AS, pernyataan ini disampaikan dengan tegas. Taiwan sendiri dikenal sebagai salah satu sekutu terpenting AS meskipun keduanya tidak menjalin hubungan diplomatik resmi. Namun, sejak Trump memulai masa jabatan barunya awal tahun ini, belum ada pengumuman resmi mengenai penjualan senjata terbaru ke Taipei yang sejatinya menjadi salah satu bentuk dukungan AS.
Harapan kepada Trump Menjelang Pertemuan di Korea Selatan
Trump dijadwalkan bertemu dengan Xi Jinping dalam forum pemimpin Asia-Pasifik yang akan digelar di Korea Selatan akhir bulan ini. Dalam kesempatan tersebut, ada harapan besar dari Taiwan agar Trump bisa memanfaatkan momentum untuk mendesak Beijing menghentikan tekanan militer terhadap Taiwan.
Dalam acara The Clay Travis and Buck Sexton Show yang disiarkan ke lebih dari 400 stasiun radio di Amerika, Lai mengingatkan tentang komentar Trump pada Agustus lalu. Saat itu, Trump menyampaikan bahwa Xi menjanjikan tidak akan menginvasi Taiwan selama masa jabatannya sebagai Presiden AS.
Lai Tekankan Pentingnya Dukungan AS dan Waspadai Manuver Militer China
“Kami berharap dapat terus menerima dukungan dari Presiden Trump. Jika dia mampu membujuk Xi Jinping untuk menghentikan agresi militer terhadap Taiwan secara permanen, maka tidak diragukan lagi Trump layak menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian,” ujar Lai kepada penyiar AS tersebut.
Trump sebelumnya juga pernah menyatakan bahwa dirinya pantas mendapatkan Nobel Perdamaian, sebuah penghargaan yang telah diberikan kepada empat pendahulu di Gedung Putih. Pengumuman penerima Nobel Perdamaian tahun ini dijadwalkan berlangsung di Norwegia pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Ketika ditanya apa pesan yang ingin disampaikan kepada Trump, Lai menegaskan agar Presiden AS itu lebih waspada terhadap langkah Xi Jinping. Menurutnya, selain latihan militer besar-besaran yang semakin intens di Selat Taiwan, China juga memperluas kekuatan militernya di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
“Saya menyarankan Trump untuk memperhatikan fakta bahwa Xi Jinping tidak hanya menggelar latihan militer besar, tetapi juga secara agresif memperluas kemampuan militernya di wilayah sekitar Taiwan,” kata Lai, sebagaimana tertulis dalam transkrip wawancara yang dirilis kantor kepresidenan Taiwan pada Selasa (7/10).
Lonjakan Aktivitas Militer China di Sekitar Taiwan
Beberapa jam setelah transkrip wawancara dirilis, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan adanya peningkatan aktivitas militer China. Sekitar 23 pesawat militer dan drone Beijing terlihat melakukan “patroli kesiapan tempur gabungan” di area sekitar Taiwan, didukung oleh sejumlah kapal perang China.
Sampai saat ini, Kementerian Luar Negeri China belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Presiden Taiwan tersebut.






