Media Netizen — Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengeluarkan pernyataan tegas menuntut pembebasan para aktivis yang ditangkap Israel setelah rombongan kapal Global Sumud Flotilla dicegat saat membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Salah satu aktivis yang ditahan adalah cucu mendiang Nelson Mandela, yang turut ambil bagian dalam misi tersebut.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip Al Arabiya pada Jumat (3/10/2025), Ramaphosa mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional. Ia menilai pencegatan armada kapal bantuan adalah serangan serius terhadap solidaritas global yang berupaya mengurangi penderitaan warga Gaza dan mendukung perdamaian kawasan.
Afrika Selatan Tuntut Israel ke Mahkamah Internasional
Pemerintah Afrika Selatan telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuding Israel melakukan genosida melalui serangkaian tindakan militer di Jalur Gaza. Israel menolak keras tuduhan tersebut dan menganggapnya tidak berdasar.
Ramaphosa menegaskan bahwa pencegatan kapal bantuan kemanusiaan di perairan internasional melanggar keputusan ICJ yang menegaskan bahwa bantuan harus dapat disalurkan tanpa hambatan.
Global Sumud Flotilla dan Misi Kemanusiaan ke Gaza
Global Sumud Flotilla terdiri dari sekitar 45 kapal yang membawa politisi serta aktivis dari berbagai negara, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. Armada ini berangkat dari Spanyol pada bulan sebelumnya dengan tujuan menembus blokade Israel di Jalur Gaza.
Salah satu peserta yang cukup disorot adalah Nkosi Zwelivelile Mandela, atau Mandla, cucu laki-laki Nelson Mandela. Dalam wawancara sebelum berangkat, Mandla menyatakan bahwa kondisi warga Palestina di bawah pendudukan Israel lebih buruk dibandingkan pengalaman warga kulit hitam Afrika Selatan pada masa apartheid.
Israel sendiri menolak perbandingan tersebut, menegaskan bahwa situasi Palestina tidak dapat disamakan dengan era apartheid di Afrika Selatan, di mana mayoritas penduduk kulit hitam diperintah oleh rezim minoritas kulit putih yang represif.
Penahanan Aktivis dan Respons Israel
Berdasarkan laporan Anadolu Agency, lebih dari 450 aktivis dari 47 negara telah dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan setelah sebagian besar kapal dicegat oleh pasukan Tel Aviv.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan para aktivis yang ditahan akan dideportasi ke Eropa setelah proses di pelabuhan selesai. Pemerintah Israel juga mengonfirmasi bahwa satu kapal Global Sumud Flotilla masih berlayar di perairan jauh dan bertekad mencegah kapal tersebut mendekati Jalur Gaza.






