Media Netizen — Ketegangan sempat menyelimuti tiga sekolah internasional di wilayah Jabodetabek setelah adanya ancaman bom yang diterima melalui pesan singkat. Namun, Tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya segera turun tangan dengan melakukan pemeriksaan mendalam di lokasi.
Setelah menjalankan penyisiran dan pengamanan secara ketat, pihak kepolisian memastikan tidak ditemukan bahan peledak atau bom di ketiga sekolah tersebut. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang pada Selasa (7/10), yang mengungkapkan hasil pengecekan berjalan lancar dan aman.
Pemeriksaan di Sekolah Internasional di Tangerang Selatan dan Jakarta Utara
Ancaman bom pertama kali diterima oleh Jakarta Nanyang School dan Mentari Intercultural School yang berlokasi di Tangerang Selatan. Selang beberapa waktu, North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, juga mendapatkan pesan serupa.
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menegaskan bahwa hasil sterilisasi di NJIS juga menunjukkan kondisi aman tanpa adanya bom. Penyisiran menyeluruh ini dilakukan guna memastikan keselamatan para siswa dan staf sekolah.
Koordinasi dan Upaya Penyelidikan Terhadap Pengirim Teror
Polres Tangerang Selatan bersama Polsek Kelapa Gading berkolaborasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Siber Polda Metro Jaya dalam melakukan penyelidikan intensif terhadap pelaku pengirim pesan teror tersebut.
Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menyatakan, “Kami mengambil langkah-langkah penyelidikan secara intensif untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini.” Upaya ini bertujuan untuk segera menangkap pelaku dan mencegah potensi ancaman lebih lanjut.
Modus Ancaman dan Permintaan Tebusan Kripto
Dari tangkapan layar pesan yang diterima, pelaku mengirimkan ancaman melalui WhatsApp menggunakan nomor dengan kode +234, yang merupakan kode telepon Nigeria. Pesan tersebut berisi klaim bahwa bom telah dipasang di sekolah dan akan meledak dalam waktu 45 menit jika tebusan sebesar USD 30.000 tidak dibayarkan melalui mata uang kripto.
Dalam pesannya, pelaku menulis, “Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak setuju untuk membayar kami senilai USD 30.000 ke alamat bitcoin kami.” Ancaman dilanjutkan dengan peringatan, “Bila kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Telepon polisi kami akan meledakkan perangkat di tempat itu.”