Media Netizen — Polisi Inggris tengah menghadapi sorotan setelah terungkap kemungkinan mereka secara tidak sengaja menembak dua korban dalam serangan berdarah di sebuah sinagoge di Manchester. Insiden tragis itu menewaskan satu orang dan menimbulkan luka-luka pada lainnya di tengah upaya aparat melumpuhkan pelaku.
Serangan yang terjadi pada Kamis (2/10) lalu menewaskan dua pria, Adrian Daulby (53 tahun) dan Melvin Cravitz (66 tahun). Pelaku, seorang pria keturunan Suriah bernama Jihad al-Shamie (35 tahun), menabrakkan mobil ke pejalan kaki dan menikam beberapa orang di depan Sinagoge Jemaat Ibrani Heaton Park, tepat saat peringatan Yom Kippur, hari paling suci dalam kalender Yahudi.
Korban Ditembak Saat Petugas Berusaha Melumpuhkan Pelaku
Kepala Kepolisian Greater Manchester, Steve Watson, menyampaikan bahwa pelaku yang ditembak mati oleh petugas bersenjata tidak membawa senjata api. Namun, salah satu korban meninggal dunia ditemukan mengalami luka tembak.
“Luka tersebut kemungkinan besar merupakan konsekuensi tragis dan tak terduga dari tindakan yang sangat diperlukan oleh petugas saya untuk menghentikan serangan kejam ini,” jelas Watson dalam pernyataan resmi yang dikutip AFP, Sabtu (4/10/2025).
Watson juga menambahkan bahwa satu jemaat lain diduga mengalami luka tembak yang tidak mengancam nyawa. Kedua korban yang terkena tembakan diduga berada berdekatan di balik pintu sinagoge saat para jemaat berusaha mencegah pelaku masuk.
Pelaku Mengenakan Rompi Palsu dan Tanpa Catatan Radikalisasi
Pelaku penyerangan diketahui mengenakan rompi yang tampak seperti alat peledak, namun polisi memastikan rompi tersebut tidak dapat menyebabkan ledakan. Pihak kepolisian juga tidak menemukan catatan bahwa al-Shamie pernah mengikuti program anti-radikalisasi pemerintah.
Keluarga pelaku melalui pernyataan di Facebook menyatakan “sangat terkejut” dan berusaha menjauhkan diri dari tindakan keji yang dilakukan Jihad al-Shamie.
Pemerintah Inggris Gandakan Upaya Lawan Antisemitisme
Serangan ini mengguncang komunitas Yahudi di Inggris dan mendorong pemerintah untuk memperkuat langkah-langkah menanggulangi antisemitisme. Pemerintah berjanji menggandakan upaya dalam menghadapi ancaman tersebut demi keamanan dan ketenangan masyarakat.






