Otomotif

Pertamina Tegaskan Proyek RDMP Kilang Balikpapan Capai 96%, Produksi Naik 360 Ribu Barel

— Isu soal PT Pertamina (Persero) yang disebut tidak membangun kilang minyak kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa. Namun, Pertamina langsung memberikan bantahan tegas terkait klaim tersebut.

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menegaskan bahwa perusahaan saat ini tengah menggeber proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) pada kilang minyak Balikpapan. Proyek strategis ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.

Progres Pembangunan Kilang Balikpapan Capai 96%

Dalam pernyataannya yang dikutip dari detikFinance, Agung menyebutkan bahwa pembangunan kilang Balikpapan sudah mencapai 96%. Proyek senilai US$ 7,4 miliar ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2025.

“Kalau dibilang Pertamina nggak bangun kilang, bangun kilang. Balikpapan akan segera selesai, kapasitas produksi naik dari 260 ribu barel per hari ke 360 ribu,” ujar Agung saat ditemui di JW Marriott, Jakarta, Jumat lalu.

Investasi Besar dan Risiko Tinggi Bisnis Kilang

Agung juga mengungkapkan bahwa bisnis kilang minyak memang membutuhkan investasi besar dan membawa risiko tinggi, terutama di tengah kondisi pasar global yang sedang mengalami oversupply kapasitas produksi. Banyak kilang baru di dunia yang efisien dan kompetitif membuat kilang lama menghadapi tantangan berat.

“Kondisi oversupply yang disebutkan Pak Menkeu memang masih terjadi. Semakin banyak kilang efisien selesai dibangun, biaya produksinya makin kompetitif. Akibatnya, kilang lama jadi kurang kompetitif dan bisa jadi harus ditutup,” jelas Agung.

Keseriusan Pertamina Jalankan Dorongan Pemerintah

Meski risiko bisnis dan ekonomi cukup tinggi, Agung menegaskan bahwa pembangunan kilang Balikpapan ini membuktikan bahwa Pertamina serius menjalankan mandat pemerintah dengan penuh kehati-hatian.

“Ini menunjukkan bahwa Pertamina menjalankan dorongan dari pemerintah, namun dengan penuh kehati-hatian mempertimbangkan risiko yang ada di dunia, baik risiko ekonomi maupun risiko bisnis,” tuturnya.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Irfan Maulana