Berita

Peran Jaksa KJRI Hong Kong Jadi Pelindung Kuat Pekerja Migran Indonesia

— Hong Kong menjadi salah satu tujuan utama bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencari penghidupan. Namun, tidak sedikit dari mereka menghadapi ketidakadilan selama bekerja di sana, mulai dari perlakuan tidak adil hingga tindak kekerasan.

Di tengah kondisi yang penuh tantangan tersebut, hadir sosok Henry Yoseph Kindangen sebagai Jaksa Konsul di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong. Ia berperan sebagai pelindung utama bagi para PMI yang seringkali mengalami kesulitan dalam menegakkan haknya secara hukum.

Perjuangan Henry Menangani Kasus Ketidakadilan PMI

Salah satu kasus yang menyentuh hati Henry adalah perjuangan seorang PMI berprofesi sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) yang hampir dua tahun berjuang mencari kejelasan hukum atas ketidakadilan yang dialaminya. Situasi ini menggugah Henry karena banyak PMI belum memahami sistem hukum di negara tempat mereka bekerja.

“Jadi, hal-hal ini yang menggugah kita, dan berurusan dengan hukum di negeri orang tentu pasti itu sudah jatuh ke tempat tangga namanya. Jauh dari sana keluarga, bahasanya kita tidak mengerti, sistem hukumnya kita tidak mengerti,” kata Henry kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Fungsi Konsul Kejaksaan dalam Memberikan Perlindungan Hukum

Henry menegaskan, peran konsul kejaksaan bukanlah menggantikan profesi pengacara yang memang disediakan oleh negara setempat. Namun, tugas utama mereka adalah memberikan pendampingan dan pemahaman hukum kepada PMI sesuai aturan yang berlaku.

“Kita nggak bisa menggantikan fungsi pengacara karena memang sudah disediakan oleh negara. Kata prinsipnya adalah connecting the dots,” ujarnya. “Tugas utama yang kita lakukan adalah pertama memberikan pemahaman kepada mereka tentang sebetulnya masalah kamu ini dari sisi hukum seperti apa,” tambah Henry.

Hubungan Erat Henry dengan Komunitas PMI di Hong Kong

Maryanti, Pendiri Komunitas Masyarakat Tanggap Hukum Hong Kong, mengenal Henry sebagai sosok yang sangat ramah dan mudah bergaul. Henry rutin mengajak PMI mengadakan acara sarasehan dan makan bersama tanpa membedakan latar belakang mereka.

“Pak Henry juga sosok yang sangat dikagumi oleh teman-teman PMI. Walaupun beliau baru beberapa bulan, dan tidak pernah membeda-bedakan. Kita makan lesehan, Pak Henry bisa makan lesehan,” ungkap Maryanti.

Henry Aktif Sosialisasi dan Edukasi Hukum bagi PMI

Selain menangani kasus, Henry juga dikenal terbuka menerima laporan kekerasan dan ketidakadilan yang dialami PMI. Ia aktif menggelar sosialisasi dan edukasi hukum dengan suasana santai, seperti diskusi ringan dan kuis interaktif.

“Jadi tidak ada rasa takut dari teman-teman PMI. Apalagi, acara-acara Pak Henry itu selalu di-cover dengan hal-hal yang santai, kayak ada musik, ada diskusi santai, kemudian nanti ada kuis, seperti itu,” jelas Maryanti.

Harapan Komunitas PMI agar Henry Tetap Menjabat

Meski baru beberapa bulan mengenal Henry, Maryanti dan komunitasnya berharap Henry tetap menjabat sebagai Konsul Kejaksaan KJRI Hong Kong. Mereka menilai sosok hangat dan dekat dengan PMI sangat penting sebagai tumpuan.

“Kalau tidak kan kita juga kehilangan tumpuan. Saya orang pertama yang akan mengirim surat ke Kemenlu, ke Kejaksaan, kalau Pak Henry dipindahkan dalam waktu dekat,” pungkas Maryanti.

detikcom bersama Kejaksaan Agung menghadirkan program khusus yang mengungkap realita penegakan hukum dan keadilan di Indonesia. Program ini tidak hanya menyorot upaya insan kejaksaan dalam menuntaskan kasus, namun juga mengungkap kisah dari dedikasi dan peran sosial para jaksa inspiratif.

Program ini diharapkan membuka cakrawala publik akan arti pentingnya institusi kejaksaan dalam kerangka pembangunan dan penegakan supremasi hukum di masyarakat. Saksikan selengkapnya di sini.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson