Tekno & Sains

Peneliti Ungkap Bukti Taman Eden Berada di Ethiopia, Bukan Timur Tengah

— Seorang peneliti asal Amerika Serikat membuat klaim mengejutkan terkait lokasi Taman Eden yang selama ini diyakini berada di Timur Tengah. Berdasarkan kajian mendalamnya, ia meyakini surga kuno tersebut sebenarnya terletak di wilayah subur Bahir Dar, Ethiopia, dekat Danau Tana.

Klaim tersebut mengundang perhatian karena menantang pandangan tradisional yang selama ini mengasosiasikan Taman Eden dengan kawasan seperti Mesopotamia. Peneliti ini menggunakan pendekatan lintas kitab suci, yakni Alkitab dan Al-Quran, untuk menelusuri jejak sejarah dan geografi taman legendaris tersebut.

Analisis Sungai dan Geografi Menjadi Kunci Penemuan

Dalam Alkitab, Taman Eden digambarkan memiliki empat sungai utama: Gihon, Efrat, Tigris, dan Pison. Mahmood Jawaid, seorang insinyur kimia yang berbasis di Texas, meneliti deskripsi ini dengan cermat dan berpendapat bahwa Sungai Nil Biru yang bermuara di Danau Tana dapat dikaitkan dengan Sungai Gihon. Ia juga mencatat bahwa aliran air Danau Tana terpecah menjadi beberapa saluran, yang berpotensi membentuk empat sungai sebagaimana dalam narasi kitab suci.

Penelitian ini didasarkan pada studi yang dilakukan tahun 2025 dan belum melalui proses peer review. Namun, Jawaid juga menghubungkan hal ini dengan evolusi manusia purba di Lembah Rift Afrika Timur, yang dianggap sebagai tempat lahirnya manusia. Ia berpendapat Adam dan Hawa bisa saja berasal dari wilayah tersebut sebelum menyebar ke daerah lain.

Bahir Dar sebagai ‘Surga’ di Ketinggian

Wilayah Bahir Dar memiliki ketinggian sekitar 1.828 meter di atas permukaan laut, dengan vegetasi yang lebat dan fauna yang melimpah. Sungai Nil Biru yang mengalir dari Danau Tana memberikan sumber air yang melimpah, cocok dengan deskripsi Alkitab dan Al-Quran tentang tempat yang subur dan nyaman.

Jawaid menulis, “Semua petunjuk mengarah ke Bahir Dar, dekat Danau Tana, wilayah yang sangat indah, dengan banyak tumbuhan dan sumber Sungai Nil Biru, sesuai dengan deskripsi kuno sungai Eden.” Ia juga menambahkan bahwa istilah “Kush” yang terkait dengan Gihon dalam kitab suci sering dikaitkan dengan wilayah Etiopia kuno.

Legenda ‘Pedang Berapi’ dan Pegunungan Vulkanik

Kitab Kejadian menyebutkan “pedang berapi” yang dijaga di pintu Taman Eden untuk mencegah manusia mengakses Pohon Kehidupan setelah pengusiran Adam dan Hawa. Jawaid mengaitkan pedang ini dengan pegunungan vulkanik aktif yang mengelilingi Danau Tana, yang secara historis menunjukkan aktivitas geologi yang kuat dan dapat diibaratkan sebagai ‘pedang berapi’ alami.

Dukungan dari Penjelajah dan Penulis Sains

Peneliti ini juga mengacu pada karya Virginia Morell, penulis sains asal Amerika, yang pernah menjelajahi daerah tersebut. Morell menggambarkan Bahir Dar sebagai taman penuh bunga warna-warni, burung-burung penyanyi yang melimpah, dan deretan papirus yang tumbuh subur di pesisir Danau Tana.

Morell mencatat, “Kicauan burung dan semilir angin beraroma melati, jahe, dan honeysuckle membuat suasana sangat menyegarkan.” Pohon ara, mangga, akasia, dan eukaliptus turut memberikan keteduhan nyaman di sepanjang Sungai Nil Biru, yang menambah kesan Bahir Dar sebagai surga duniawi.

Kondisi Iklim dan Lingkungan yang Mendukung

Menurut penelitian Jawaid, iklim sedang dan tanah subur di Bahir Dar mencerminkan gambaran kitab suci tentang tempat yang bebas dari rasa lapar, haus, dan panas yang menyengat. Ia menegaskan bahwa perlindungan terhadap panas matahari sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran cocok dengan kondisi di wilayah tersebut.

Dengan segala keunikan flora, fauna, dan kondisi geografisnya, Bahir Dar dinilai Jawaid menjadi kandidat kuat lokasi asli Taman Eden, sebuah “surga” yang pernah menjadi tempat tinggal manusia purba Adam dan Hawa.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Mamet Janzuke