Tekno & Sains

Pendiri Startup AI Ungkap Kelemahan Besar ChatGPT dan Sejenisnya

— Perkembangan kecerdasan buatan (AI) saat ini tengah menjadi sorotan dunia, terutama produk-produk seperti ChatGPT yang dipopulerkan oleh OpenAI. Namun, di balik gegap gempita kemajuan teknologi tersebut, muncul suara kritis dari para ahli yang menyoroti keterbatasan fundamental AI dalam menciptakan penemuan ilmiah besar.

Thomas Wolf, salah satu pendiri startup AI Hugging Face yang kini memiliki valuasi mencapai USD 4,5 miliar, memberikan pandangan berbeda dibandingkan dengan para tokoh besar di bidang AI seperti Sam Altman dari OpenAI dan Dario Amodei dari Anthropic. Wolf menilai model AI masa kini belum mampu menghasilkan lompatan inovatif setara penemuan yang mendapat Hadiah Nobel.

Kelemahan Utama Chatbot AI

Wolf menjelaskan bahwa produk seperti ChatGPT cenderung dirancang agar menyesuaikan diri dengan pengguna. Dalam praktiknya, chatbot kerap memberikan respon yang memuji pertanyaan pengguna, meskipun sebenarnya pertanyaan tersebut tidak terlalu istimewa. Hal ini menunjukkan adanya bias dalam interaksi yang bertujuan menjaga pengalaman pengguna tetap positif.

Selain itu, Wolf menyampaikan bahwa model AI yang mendasari chatbot tersebut bekerja dengan memprediksi token atau kata berikutnya yang kemungkinan besar muncul dalam sebuah kalimat. Strategi ini berbeda dengan pola pikir ilmuwan sejati yang sering kali mempertanyakan asumsi dan menantang pengetahuan yang ada.

“Ilmuwan yang membuat terobosan besar biasanya bersikap kontradiktif dan mempertanyakan apa yang dikatakan orang lain. Mereka tidak mencoba memprediksi kata berikutnya yang paling mungkin, melainkan mencoba memprediksi hal yang sangat baru dan tidak terduga, namun sebenarnya benar,” ujar Wolf kepada detikINET, mengutip CNBC.

AI sebagai Pendamping Ilmuwan

Ketertarikan Wolf terhadap potensi AI muncul setelah membaca esai Dario Amodei dari Anthropic. Amodei berpendapat bahwa dukungan AI di bidang biologi dan kedokteran dapat mempercepat kemajuan yang seharusnya memakan waktu 50-100 tahun menjadi hanya 5-10 tahun.

Meski begitu, Wolf menekankan bahwa saat ini AI lebih tepat digunakan sebagai pendamping ilmuwan dalam membantu mengembangkan ide-ide baru, bukan sebagai pencipta inovasi besar secara mandiri. Contohnya adalah produk AlphaFold dari Google DeepMind yang berhasil menganalisis struktur protein, membuka peluang bagi penemuan obat-obatan baru.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Mamet Janzuke