Media Netizen — Pemerintah Amerika Serikat resmi mengalami shutdown sejak Rabu dini hari, 1 Oktober 2025, waktu setempat. Kejadian ini menjadi yang pertama sejak 2018 dan berpotensi berlangsung lebih lama karena belum ada tanda kompromi baru antara Partai Republik dan Demokrat.
Kebuntuan dalam pembahasan anggaran negara menjadi penyebab utama shutdown kali ini. Perselisihan tajam terkait pendanaan layanan kesehatan membuat upaya kompromi di akhir September gagal, sehingga pemerintah kehabisan dana operasional dan menutup sebagian besar aktivitasnya.
Kebuntuan Anggaran di Kongres Memicu Shutdown
Berdasarkan laporan BBC dan ABC News, pemerintah AS harus memiliki persetujuan anggaran sebelum 1 Oktober 2025 untuk memulai tahun fiskal baru. Namun, Partai Republik yang menguasai DPR dan Senat tidak memiliki cukup suara di Senat untuk meloloskan anggaran tanpa dukungan Demokrat.
Demokrat menolak rancangan anggaran yang dianggap merugikan akses layanan kesehatan warga, menuntut perpanjangan subsidi asuransi di bawah Affordable Care Act, menolak pemotongan dana Medicaid, dan keberatan atas pengurangan anggaran lembaga kesehatan seperti CDC dan NIH.
Upaya Kompromi Gagal Menyelamatkan Pemerintahan
Menjelang tenggat waktu, Presiden Donald Trump mengundang pimpinan Senat dan DPR dari kedua partai ke Gedung Putih pada 29 September 2025. Namun, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil. Partai Republik enggan memberikan konsesi besar, sementara Demokrat tetap pada tuntutan mereka terkait kesehatan.
Kedua pihak saling menganggap pihak lain sebagai penyebab kegagalan, dengan Demokrat merasa mendapat dukungan publik yang kuat atas isu layanan kesehatan.
Rancangan Undang-Undang Pendanaan Ditolak
Pada 30 September 2025, Senat menggelar pemungutan suara atas dua rancangan undang-undang pendanaan. RUU yang diajukan Demokrat untuk memperpanjang subsidi kesehatan serta rancangan pendanaan sementara dari Partai Republik sama-sama gagal mendapatkan persetujuan.
Akibatnya, pemerintah resmi kehabisan dana pada pukul 00:01 waktu setempat pada 1 Oktober 2025, sehingga shutdown langsung diberlakukan. Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) menginstruksikan lembaga federal melaksanakan rencana penutupan yang telah disiapkan.
Dampak Shutdown Terasa di Berbagai Sektor
Shutdown pemerintah AS membawa dampak signifikan, tidak hanya di ranah politik tetapi juga pada layanan publik, pegawai federal, perekonomian, dan kehidupan sehari-hari warga.
Layanan Publik Banyak yang Terganggu
Meskipun layanan penting seperti keamanan perbatasan, perawatan medis di rumah sakit pemerintah, pengendalian lalu lintas udara, dan penegakan hukum tetap berjalan, sebagian besar pegawai di bidang ini tidak menerima gaji sementara.
Sebaliknya, layanan non-esensial seperti taman nasional, museum termasuk Smithsonian, program bantuan pangan, prasekolah, pemeriksaan keamanan pangan, pengeluaran pinjaman mahasiswa, dan penerbitan data ekonomi resmi terhenti. Hal ini memengaruhi aktivitas masyarakat mulai dari pariwisata hingga akses layanan dasar.
Pegawai Pemerintah Menghadapi Ketidakpastian
Menurut ABC News, hingga 4 juta pegawai federal berpotensi tidak menerima gaji selama shutdown, termasuk sekitar 2 juta personel militer aktif dan anggota Garda Nasional yang tetap wajib bekerja tanpa bayaran.
Meski pada masa lalu pegawai yang terdampak menerima pembayaran setelah pemerintah dibuka kembali, ketidakpastian ini menimbulkan tekanan finansial besar. Ancaman pemutusan hubungan kerja massal (Reductions in Force) juga mengkhawatirkan banyak keluarga pegawai federal.
Tekanan pada Perekonomian AS
Shutdown diperkirakan mengurangi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,1 hingga 0,2 poin persentase setiap pekannya. Kerugian permanen sempat terjadi pada shutdown 2018-2019 yang menghilangkan sekitar 3 miliar dolar AS dari perekonomian.
Dampak kali ini bisa lebih parah karena tidak hanya menghentikan operasional pemerintah, tetapi juga ancaman pengurangan pegawai yang menurunkan daya beli masyarakat. Penundaan rilis data ekonomi resmi seperti laporan pekerjaan juga menghambat pengambilan keputusan pelaku usaha dan investor.
Dampak Sosial dan Kehidupan Warga
Shutdown tidak hanya dirasakan di ibu kota, tetapi juga di seluruh negeri. Sekitar 85% pekerja federal berada di luar Washington DC, termasuk di pengadilan, penjara federal, dan taman nasional.
Banyak keluarga pegawai menghadapi kesulitan memenuhi kebutuhan dasar dan mulai bergantung pada bantuan pangan. Program WIC yang menyediakan bantuan pangan dan layanan kesehatan bagi perempuan berpenghasilan rendah, ibu hamil, bayi, dan anak-anak juga terancam jika shutdown berlangsung lama. Tanpa pendanaan, jutaan keluarga berisiko kehilangan dukungan penting tersebut.