Berita

Pasokan Air Bersih Kembali Mengalir ke Gaza Tengah Setelah 9 Bulan Terputus

— Setelah hampir sembilan bulan terputus akibat serangan militer, pasokan air bersih kini mulai kembali mengalir ke wilayah Gaza tengah. Kerusakan parah pada jalur distribusi air yang disebabkan oleh serangan Israel membuat hampir satu juta penduduk di kawasan ini mengalami krisis air yang berkepanjangan.

Menurut Otoritas Air Palestina yang berbasis di Ramallah, pemulihan aliran air dilakukan secara bertahap melalui uji coba perbaikan pipa utama. Wilayah yang mulai menikmati kembali pasokan air meliputi Al-Maghazi, Al-Bureij, Nuseirat, dan Deir Al-Balah, tempat banyak penduduk mengungsi akibat konflik yang berkepanjangan.

Perbaikan Jalur Air Terkendala Kondisi Lapangan

Proses perbaikan pipa utama berlangsung dengan penuh tantangan. Aktivitas militer dan kehadiran pasukan Israel di wilayah tersebut mempersulit koordinasi dan pelaksanaan perbaikan. Kerja sama dengan otoritas Israel menjadi syarat mutlak agar perbaikan dapat berjalan lancar.

Berdasarkan data dari Kantor Statistik Palestina, saluran air utama di Gaza mendapatkan pasokan dari Mekorot, perusahaan milik negara Israel yang memasok sekitar 22 persen kebutuhan air Gaza dan Tepi Barat. Namun, biaya operasional ditanggung oleh Otoritas Palestina di Ramallah.

Kerusakan Jaringan Distribusi Masih Tinggi

Meski pipa utama sudah mulai diperbaiki, kondisi jaringan distribusi di Gaza masih jauh dari sempurna. Organisasi kemanusiaan WASH Cluster yang dipimpin PBB melaporkan bahwa sekitar 80 persen jaringan distribusi air di Gaza rusak dan banyak terjadi kebocoran. Hal ini membuat pasokan air bersih belum bisa pulih sepenuhnya ke seluruh wilayah.

Situasi diperparah oleh fakta bahwa air yang dipompa dari akuifer lokal seringkali payau dan tidak aman untuk dikonsumsi, terlebih saat perang yang terus berlangsung memperburuk kondisi infrastruktur dan akses air bersih.

Dampak Krisis Air bagi Warga Gaza

Banyak warga Gaza yang mengungsi tinggal di kamp-kamp pengungsian atau tempat penampungan sementara. Mereka sangat bergantung pada distribusi air sementara yang disediakan oleh organisasi kemanusiaan atau truk-truk air karena fasilitas penyimpanan air yang minim.

Sumber PBB bahkan menggambarkan upaya perbaikan ini seperti mitos Sisifus, di mana perbaikan harus terus dilakukan meski jaringan sering kali kembali rusak akibat konflik yang tak kunjung usai.

Data Korban dan Situasi Kemanusiaan

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 66.288 warga Palestina. Data ini dianggap dapat dipercaya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjadi salah satu indikator krisis kemanusiaan yang sangat serius di wilayah tersebut.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson