Media Netizen — Ketegangan politik pascapemilihan presiden 2024 kembali mengemuka setelah Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Damanik, menyatakan bahwa pihak yang kalah Pilpres berupaya menjauhkan hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Pernyataan ini mendapatkan tanggapan tegas dari Ketua DPP NasDem, Taufik Besari atau yang akrab disapa Tobas.
Dalam pernyataannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025), Tobas menilai tudingan tersebut tidak relevan dan tidak perlu dikaitkan dengan situasi pemilu yang telah berlalu. Ia menekankan pentingnya fokus pada persoalan kebangsaan yang tengah dihadapi saat ini.
NasDem Tolak Kaitkan Isu Pilpres dengan Hubungan Prabowo dan Jokowi
“Menurut saya, sudah tidak relevan lagi jika mengaitkan persoalan pemilu dengan hal-hal yang perlu kita cari solusinya saat ini,” ujar Tobas. Ia mengingatkan bahwa Pilpres 2024 sudah selesai dan pemerintah tengah berjalan, sehingga tidak perlu dibawa-bawa lagi dalam perdebatan saat ini.
Lebih lanjut, Tobas menegaskan bahwa persoalan bangsa saat ini bukan soal menang-kalah dalam Pilpres, melainkan bagaimana merespons berbagai tantangan dan tuntutan masyarakat terkait kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prioritaskan Kesejahteraan dan Persatuan Bangsa
“Kita tengah menghadapi berbagai persoalan kebangsaan yang tidak hanya soal menang atau kalah dalam Pilpres,” tegasnya. Menurut Tobas, fokus utama harus diarahkan pada kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki moralitas, etika, serta demokrasi nasional.
Ia menambahkan, “Tuntutan masyarakat yang muncul terkait kekecewaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus menjadi perhatian utama kita semua.”
Respons atas Pernyataan Projo
Sebelumnya, Freddy Damanik mengekspresikan kekhawatirannya terhadap upaya kelompok tertentu yang disebutnya ingin merusak hubungan harmonis antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Ia menyebut kelompok tersebut terdiri dari pihak-pihak yang merasa sakit hati dan kalah dalam Pilpres 2024.
“Pihak-pihak yang terus menerus berusaha memperkeruh hubungan Presiden Prabowo dan Pak Jokowi adalah orang-orang atau kelompok yang sakit hati dengan Pak Jokowi, serta kelompok yang tidak ingin Pak Prabowo memimpin Indonesia,” ujar Freddy.