Berita

MPR RI dan MGMP Perkuat Pemahaman Pancasila di Kalangan Pelajar Pekanbaru

— Semangat pembumian nilai-nilai Pancasila semakin digaungkan di kalangan pelajar Pekanbaru. Kegiatan edukatif yang melibatkan siswa dari jenjang SMP hingga SMA/SMK digelar sebagai bentuk upaya memperkuat jati diri bangsa melalui pemahaman dasar negara.

Acara bertajuk ‘Hari Kesaktian Pancasila: Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa’ berlangsung di Aula Sekolah Islam AS Shofa pada Senin (6/10). Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Sekretariat Jenderal MPR RI dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila Kota Pekanbaru.

Peran MPR RI dalam Pembinaan Generasi Muda

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi MPR RI, Anies Mayangsari Muninggar, menegaskan pentingnya membina generasi muda agar memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai identitas bangsa. Ia menyampaikan bahwa kegiatan Pekan Pelajar Pancasila sangat relevan mengingat masih ada sebagian pelajar yang belum hafal lima sila Pancasila.

“Melalui kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya diajak menghafal, tetapi juga diarahkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dalam rilis resmi, Selasa (7/10/2025).

Anies memberikan contoh praktik permusyawaratan dalam pengambilan keputusan di MPR RI, seperti pemilihan Ketua MPR yang dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, bukan voting. Hal ini menjadi bukti bahwa nilai Pancasila masih sangat relevan dalam tata kelola negara.

Selain itu, Anies menjelaskan sejarah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang pertama kali ditetapkan melalui TAP MPR Nomor II Tahun 1978 dengan 36 butir pengamalan, kemudian disempurnakan menjadi 45 butir lewat TAP MPR Nomor I Tahun 2003. Ia menekankan pentingnya guru menjadi teladan dengan menguasai butir-butir Pancasila agar dapat menanamkannya pada siswa secara efektif.

Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa

Dalam diskusi, akademisi Universitas Riau, Sri Erunda, menjelaskan bahwa Pancasila merupakan jati diri masyarakat Indonesia. Ia menegaskan bahwa Pancasila harus diamalkan, bukan sekadar diketahui saja.

“Keberagaman yang merupakan ciptaan Tuhan adalah kekayaan bangsa, tetapi juga bisa menjadi ancaman jika sikap toleransi tidak dikembangkan,” jelasnya. Sri menambahkan bahwa Pancasila telah mempersatukan bangsa selama 80 tahun, namun segala yang ada bisa runtuh tanpa implementasi bersama.

Peran Pemerintah dan Guru dalam Menguatkan Karakter Bangsa

Mewakili Gubernur Riau yang berhalangan hadir, Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kesbangpol Provinsi Riau, Frida, menyampaikan bahwa Pancasila tetap menjadi panduan hidup di tengah derasnya arus informasi dan perubahan zaman.

Menurut Frida, Pancasila berfungsi tidak hanya untuk menjaga persatuan tetapi juga membentuk karakter bangsa yang beriman, berkeadilan, dan menghargai keberagaman. “Dengan keberagaman itu, kita dapat membangun kehidupan bersama yang harmonis serta menjaga keamanan dan kondusivitas daerah,” ujarnya.

Frida juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, akademisi, dan mahasiswa dalam memperkuat ketahanan bangsa. Ia menekankan guru sebagai agen nilai yang harus menanamkan kejujuran, disiplin, kepedulian, dan cinta tanah air dalam diri siswa.

“Prestasi bukan hanya soal nilai akademik. Generasi muda harus tumbuh sebagai pribadi yang berkarakter Pancasila, karena dari situlah lahir masa depan bangsa yang kuat,” tambahnya.

Frida berharap forum seperti ini mampu melahirkan langkah nyata memperkuat pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah, khususnya di Pekanbaru dan Provinsi Riau. “Kerja sama antara MPR RI, pemerintah daerah, guru, dan pelajar harus terus dijaga agar Pancasila benar-benar menjadi cahaya penuntun di tengah perubahan zaman,” harapnya.

Dalam penutupan, Frida berpesan kepada pelajar agar terus belajar dengan tekun, menghormati guru dan orang tua, serta merawat persatuan bangsa.

Respons Pelajar dan Partisipasi Beragam Pihak

Salah satu peserta, Devta Parenta Periyadi, siswa kelas 12 SMA Negeri 8 Pekanbaru, mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia mengaku mendapatkan wawasan baru tentang peran Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Pancasila juga mengatur bagaimana kita mengekspresikan pendapat dan menjalankan hak serta kebebasan sebagai warga negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI,” ungkap Devta.

Dia berkomitmen untuk menyebarkan pengetahuan yang diperoleh kepada teman-temannya melalui diskusi dan percakapan sehari-hari. Ia berharap kegiatan semacam ini terus dikembangkan agar generasi muda makin memahami pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa.

Kegiatan ini dihadiri pula oleh Direktur Pendidikan As Shofa Kota Pekanbaru, Nur Azizah; Ketua Pelaksana Seminar, Solihin; Kepala Bidang SMP Kota Pekanbaru, Irfan Maidelis; serta Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Masykur Tarmizi.

Selain itu, hadir perwakilan MGMP Pendidikan Pancasila dari tingkat SMP, SMA, dan SMK, baik negeri maupun swasta, serta sejumlah kepala sekolah dari SMPN 1 Pekanbaru, SMPN 5 Pekanbaru, dan Sekolah Islam As Shofa Pekanbaru.

Melalui sinergi antara MPR RI, pemerintah daerah, dan para pendidik, diharapkan nilai-nilai Pancasila semakin melekat di kalangan generasi muda. Pendekatan pembinaan yang berkelanjutan diharapkan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga berkarakter, berintegritas, dan mampu menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika zaman.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson