Media Netizen — Fenomena meteor yang jatuh selalu menarik perhatian masyarakat. Baru-baru ini, warga Cirebon dihebohkan oleh munculnya cahaya terang dan dentuman keras yang berasal dari meteor berukuran besar. Untungnya, peristiwa itu tidak membahayakan warga sekitar.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, memastikan bahwa cahaya serta dentuman tersebut berasal dari meteor dan tidak menimbulkan kebakaran di darat seperti yang ramai diberitakan di media sosial.
Data dan Penjelasan Fenomena Meteor di Cirebon
Berdasarkan laporan masyarakat, rekaman CCTV, dan deteksi getaran dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), meteor melintas pada Minggu (5/10) sekitar pukul 18.30-18.35 WIB, dengan gelombang kejut yang terdeteksi pada pukul 18.39 WIB.
Profesor Djamaluddin menegaskan bahwa fenomena tersebut bukanlah flare atau kebakaran lahan. “Meteor tidak menimbulkan api. Laporan kebakaran di dekat tol tidak terkait dengan meteor, dan kemungkinan meteor jatuh di laut sehingga tidak menimbulkan kebakaran di darat,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Bumi memang terus dikelilingi oleh batuan antariksa sehingga peristiwa seperti ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu menimbulkan kepanikan.
Sejarah Kejadian Meteor Jatuh di Indonesia
Jatuhnya meteor di wilayah Indonesia bukanlah peristiwa baru. Berikut beberapa kejadian meteor yang pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, yang dirangkum dari berbagai sumber oleh detikINET:
- Desa Pelalo, Bengkulu (2015)
Sebuah meteor jatuh di hutan dekat Desa Pelalo, Kecamatan Curup Timur, Bengkulu. Warga melihat kilatan cahaya di langit sebelum terdengar suara ledakan keras dari dalam hutan yang kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar.
- Duren Sawit, Jakarta Timur (2010)
Sebuah benda jatuh dari luar angkasa menimpa tiga rumah di Duren Sawit, Jakarta Timur, menimbulkan ledakan keras dan kerusakan berat. Pusat Riset Antariksa BRIN (dulu LAPAN) mengonfirmasi bahwa benda tersebut adalah meteorit, karena tidak ada satelit atau roket melintasi wilayah saat itu.
- Bone, Sulawesi Selatan (2009)
Meteor besar jenis asteroid jatuh di Teluk Bone dengan kekuatan setara 50 ribu ton bahan peledak. Ledakan dan getarannya sempat dikira gempa bumi sebelum diketahui sebagai asteroid berdiameter 5-10 meter yang meledak di atmosfer.
- Gianyar, Bali (2008)
Meteor jatuh di area persawahan Desa Sukawati, Gianyar, Bali, menciptakan kubangan sedalam 30 cm dengan diameter 1 meter. Balai Arkeologi Denpasar melakukan penelitian atas serpihan batuan tersebut. Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa.
- Temanggung, Jawa Tengah (2001)
Pada 11 Mei 2001, dua benda asing jatuh di Desa Wonotirto, Temanggung. Warga mendengar suara gemuruh dan ledakan keras ketika benda tersebut jatuh sekitar satu kilometer dari pemukiman. Batu meteorit ini kemudian diteliti oleh Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta dan peristiwa ini diperingati dengan Monumen Meteorit Wonotirto.
- Klender, Jakarta Timur (1915)
Peristiwa meteor jatuh pertama yang tercatat di Jakarta terjadi pada Juni 1915. Meteorit seberat 24,75 kg jatuh di sekitar Klender, namun kerusakan dan korban jiwa tidak diketahui. Meteorit ini dikenal dengan nama Meester-Cornelis.
Fenomena meteor yang melintasi langit Indonesia bukanlah hal yang asing. Masyarakat perlu memahami bahwa peristiwa ini merupakan bagian dari dinamika alam yang normal.