Media Netizen — Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di kawasan Mampang, Depok, Jawa Barat, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Foto menu yang terdiri dari pangsit goreng, kentang rebus, wortel iris, saus saset, dan jeruk ini memicu beragam reaksi dari masyarakat hingga orang tua murid.
Menu MBG yang diunggah tersebut memperlihatkan porsi makanan yang dianggap kurang menarik dan memicu kritik dari sebagian orang tua. Hal ini memunculkan diskusi tentang standar gizi dan variasi menu yang diberikan pada program MBG di sekolah tersebut.
Variasi Menu MBG di SDN Mampang 1
Kepala SDN Mampang 1, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa program MBG baru berjalan selama satu minggu dan menyuguhkan menu yang bervariasi tiap harinya. Ia menyebutkan, “Sudah satu minggu (program MBG) dari minggu kemarin itu, makanannya kan bervariasi. Ada nasi, ada karbohidrat, ada protein. Kebetulan hari ini, karbonya diganti dengan kentang.”
Menurut Iwan, pangsit goreng yang disajikan mengandung telur dan daging sebagai sumber protein, serta tahu goreng yang juga termasuk dalam menu. Ia menambahkan bahwa pihak sekolah menerima masukan dari para orang tua mengenai menu MBG, namun standar gizi sudah ditetapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“SPPG memiliki ahli gizi dan standar sendiri untuk menentukan menu MBG setiap hari. Namun, ada beberapa orang tua yang merasa menu tersebut kurang sesuai dengan selera mereka,” ujar Iwan.
Respons Pemkot Depok dan Pengawasan Program MBG
Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, menyatakan akan menelusuri persoalan menu MBG yang viral tersebut. Ia menyampaikan akan meminta klarifikasi kepada Koordinator Wilayah MBG di Kota Depok.
“Kami akan koordinasi dengan Korwil MBG di wilayah Depok dan meminta klarifikasi terkait menu tersebut,” kata Chandra saat dihubungi, Selasa (7/10).
Chandra menegaskan bahwa Pemkot Depok memiliki kewenangan pengawasan atas jalannya program MBG dan berharap makanan yang disediakan memenuhi standar gizi anak-anak.
“Setelah rapat dengan Mendagri, Pemda diberi kewenangan untuk membantu pengawasan SPPG di wilayah masing-masing, termasuk pelaksanaan program MBG,” jelasnya.
Alasan SPPG Memilih Menu Pangsit dan Kentang Rebus
Kepala SPPG Dapur Mampang 1, Mustika, menjelaskan pilihan menu pangsit dan kentang rebus berdasarkan hasil evaluasi dan analisis ahli gizi. Ia mengungkapkan bahwa pada minggu pertama pelaksanaan MBG, banyak makanan yang terbuang, termasuk lima kantong nasi dan sayur.
“Kami memilih menu baru agar mengurangi sampah makanan dan supaya siswa tidak bosan. Kentang menjadi pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat, wortel sebagai sayur, dan pangsit berisi telur, daging, tahu, serta daun bawang sebagai sumber protein,” ujar Mustika.
Meski menyadari tampilan menu kurang menarik, Mustika menegaskan kandungan nutrisi tetap menjadi prioritas utama.
SPPG juga telah melakukan pertemuan dengan orang tua siswa, kepala sekolah, dan mitra untuk menanggapi keluhan dan memperbaiki tampilan menu MBG.
SPPG Minta Maaf dan Tegaskan Menu Sesuai Standar Gizi
Ahli Gizi SPPG Mampang 1, Deni Rizky Iftitah, menyampaikan permohonan maaf atas ketidakpuasan orang tua terhadap menu MBG yang viral. Ia menambahkan bahwa penyajian pangsit yang terlihat kurang menggambarkan kandungan protein karena dibalut kulit dan digoreng.
“Kami mengacu pada anjuran Kementerian Kesehatan, sesuai peraturan baru ‘Isi Piringku’ yang menyeimbangkan karbohidrat, protein nabati, sayur, dan buah,” jelas Deni.
Dengan demikian, SPPG memastikan bahwa menu MBG memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditetapkan meskipun tampilan visualnya kurang menarik.






