Media Netizen — Ribuan siswa di Sekolah Rakyat telah mengikuti tes DNA Talent yang bertujuan mengidentifikasi bakat dan potensi mereka secara lebih tepat. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan bahwa tes ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah dalam mengembangkan kemampuan anak-anak dari keluarga kurang mampu secara optimal.
Sejak Juli 2025, Sekolah Rakyat telah membuka 165 gedung yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sekolah ini dirancang untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak yang sebelumnya belum bersekolah atau putus sekolah.
Perkembangan Sekolah Rakyat dan Metode Jemput Bola
Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat mulai beroperasi dengan jumlah titik yang terus bertambah setiap bulan. Pada Juli terdapat 63 titik operasi, Agustus 37 titik, dan September bertambah 65 titik, sehingga total mencapai 165 titik dengan kapasitas hampir 16 ribu siswa dari seluruh Indonesia.
Uniknya, pendaftaran siswa di Sekolah Rakyat tidak dilakukan secara umum. Kementerian Sosial menggunakan pendekatan jemput bola dengan memanfaatkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTESN) untuk mengidentifikasi anak usia sekolah yang belum bersekolah atau putus sekolah.
Tim dari Kementerian Sosial kemudian mendatangi rumah anak-anak tersebut dan berdiskusi dengan keluarga agar memberikan izin untuk anaknya mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat.
Data Anak Putus Sekolah dan Upaya Pemerintah
Menurut Gus Ipul, data menunjukkan lebih dari 4 juta anak usia sekolah di Indonesia belum bersekolah, putus sekolah, atau berpotensi putus sekolah. Sekolah Rakyat hadir untuk menampung dan mendidik anak-anak ini, termasuk mereka yang baru berusia 15 tahun namun baru masuk kelas satu.
Tes DNA Talent: Menggali Potensi Siswa dengan Teknologi AI
Setelah resmi terdaftar, para siswa wajib mengikuti tes DNA Talent. Tes ini dirancang untuk menggali bakat dan kemampuan siswa melalui teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh Pak Ary Ginandjar.
Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak melakukan tes akademik, melainkan fokus pada identifikasi potensi anak sejak awal. Tes yang berlangsung selama 30 menit ini mengharuskan siswa menjawab berbagai pertanyaan yang dapat memetakan kelebihan dan bakat mereka secara akurat.
Hasil Tes dan Rekomendasi Bakat Siswa
Hasil sementara tes DNA Talent menunjukkan bahwa sekitar 22 persen siswa direkomendasikan untuk berkarya di bidang teknik. Sisanya tersebar di bidang kesehatan, penegakan hukum, pendidikan sebagai dosen, hingga seni kreatif.
“Paling tidak gambaran awalnya sudah ketahuan,” ujar Gus Ipul, menandai pentingnya tes ini dalam menentukan arah pengembangan bakat para siswa.
Visi Presiden Prabowo dalam Sekolah Rakyat
Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Anak-anak dari keluarga miskin diharapkan mendapatkan pendidikan yang mampu meningkatkan kemampuan mereka.
Selama masa pendidikan, kebutuhan para siswa ditanggung negara untuk meringankan beban keluarga. Harapannya, setelah lulus, siswa dapat menjadi agen perubahan yang membantu keluarga dan menginspirasi lingkungan sekitar.
“Kita harapkan nanti anaknya kalau lulus itu bisa jadi agen perubahan bukan saja membantu orang tuanya tapi bisa memberikan inspirasi ke lingkungannya untuk berubah,” jelas Gus Ipul.
Program ini merupakan bagian dari Jejak Pradana, sebuah talkshow inspiratif yang merekam dedikasi pemangku kepentingan dalam memajukan negeri selama setahun terakhir.






