Media Netizen — Panggung teater JIEXPO, Kemayoran, menjadi saksi hadirnya sebuah karya musikal yang sarat makna dan budaya, “Guan Yin, The Musical: Empat Kisah Welas Asih”. Drama musikal yang baru pertama kali dipentaskan di Indonesia ini mengangkat perjalanan sosok Guan Yin yang melintasi berbagai zaman dan budaya, menyampaikan pesan kasih sayang di tengah dinamika geopolitik dan kemajuan teknologi.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, turut menyaksikan langsung pertunjukan tersebut. Dalam sambutannya, Fadli memberikan apresiasi tinggi terhadap kemampuan panggung musikal ini yang memadukan unsur musik, tari, dan teater secara harmonis. Ia menilai pertunjukan ini berhasil menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, kepedulian, dan empati yang bersifat universal dan relevan sepanjang masa.
Budaya sebagai Kekuatan Pemersatu
Fadli menegaskan bahwa budaya memiliki peran penting sebagai pengikat dalam keberagaman masyarakat. “Budaya selalu mengingatkan kita pada nilai luhur kemanusiaan. Jika politik kadang memecah belah, maka budaya justru hadir sebagai binding power, sebagai unifying force.” Ia berharap semakin banyak drama musikal yang diproduksi dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia, termasuk di panggung megah seperti malam itu.
Lebih jauh, Menteri Kebudayaan memandang drama musikal sebagai tren ke depan yang menjanjikan. Pertunjukan seperti ini dianggap menjadi sarana efektif untuk mengekspresikan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. “Budaya kita adalah megadiversity, lebih dari sekadar diversity,” kata Fadli. Ia berharap penonton mendapat inspirasi dan semangat untuk terus mengembangkan karya musikal ke depannya.
Pesan Kasih dan Inspirasi dari Pentas Guan Yin
Sutina Irsan, Ketua dan penggagas “Guan Yin The Musical”, menjelaskan bahwa pertunjukan ini disajikan sebagai wujud cinta kasih dan sumber inspirasi bagi penonton. Ia berharap setiap orang yang menyaksikan dapat merasakan kebahagiaan serta membawa pulang pesan kebaikan yang disampaikan lewat drama musikal tersebut.
Sementara itu, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan melalui tayangan video bahwa pementasan ini bukan sekadar hiburan. Menurutnya, karya ini berperan sebagai medium menyalurkan nilai-nilai universal seperti welas asih, ketulusan, dan kebersamaan yang sejalan dengan semangat kebangsaan dan kerukunan beragama di Indonesia.
“Karya musikal seperti ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga ruang yang mengajak kita menyelami dan merasakan kehadiran ilahi melalui cara yang indah dan penuh makna,” ucap Nasaruddin.
Kisah Empat Babak Penuh Makna
“Guan Yin The Musical” menggabungkan unsur budaya, spiritualitas, dan seni modern dalam sebuah persembahan agung. Drama musikal ini dibagi dalam empat babak utama, yaitu:
- Legenda Miao Shan
- Guan Yin dengan Keranjang Ikan
- Guan Yin yang Memercikkan Air
- Guan Yin yang Tidak Ingin Pergi
Setiap babak menyajikan nilai-nilai universal yang mendalam dan relevan dengan kondisi masa kini, merefleksikan welas asih dari sosok Bodhisattva Guan Yin atau Kwan Im.
Pentas ini digelar selama 3 hingga 5 Oktober 2025 di JIEXPO Theatre, Kemayoran, dengan total lima pertunjukan.
Tokoh dan Pejabat Hadir Mendukung
Selain Menteri Kebudayaan, acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar; Direktur Jenderal Bimas Buddha Kemenag RI, Supriyadi; Ketua Umum Walubi, S. Hartati Murdaya; serta berbagai tokoh spiritual dan masyarakat dari kalangan umat Buddha di Indonesia. Menteri Kebudayaan didampingi oleh Direktur Bina SDM, Lembaga, dan Pranata Kebudayaan, Irini Dewi Wanti.






