Media Netizen — Marc Marquez akhirnya berhasil finis untuk pertama kalinya di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah melalui berbagai tantangan dalam beberapa balapan sebelumnya. Namun, pembalap asal Spanyol itu mengakui peluangnya meraih kemenangan di balapan utama sangat tipis.
Selama sesi latihan dan kualifikasi di Mandalika, Marquez sempat mengalami dua kali kecelakaan dan harus memulai balapan dari posisi kesembilan. Meski mendapat hukuman long-lap penalty akibat insiden dengan Álex Rins di lap pertama sprint race, Marquez mampu memperbaiki posisinya dan finis di enam besar.
Karakter Sirkuit Mandalika yang Tidak Mendukung
Marquez menjelaskan bahwa kombinasi beberapa faktor membuatnya sulit tampil maksimal di Mandalika. Salah satu kendala utama adalah layout sirkuit yang tidak memiliki titik pengereman keras, yang biasanya menjadi keunggulan Marquez dan Ducati.
“Layout sirkuit ini tidak memiliki titik pengereman keras – yang biasanya menjadi kekuatan kami – dan daya cengkeram yang tidak biasa membuat kami sulit memaksimalkan tenaga Ducati saat keluar tikungan,” ujar Marquez.
Upaya Perbaikan dan Target Realistis
Meski begitu, Marquez tidak menyerah. Ia berencana mempelajari data dari Fermin Aldeguer, pembalap Gresini Racing yang berhasil finis kedua pada sprint race, untuk meningkatkan performanya.
“Kami harus terus bekerja, baik dari sisi gaya balap maupun setelan motor, sambil mempelajari performa Fermín Aldeguer untuk bisa meningkat lagi. Saya tidak berharap keajaiban di akhir pekan ini – target realistis kami adalah finis di posisi lima sampai tujuh,” tambahnya.
Kompetisi di Mandalika
Keberhasilan Aldeguer yang menggunakan motor Ducati menegaskan bahwa motor tersebut sebenarnya kompetitif di Mandalika. Namun, faktor karakter sirkuit dan adaptasi pembalap menjadi penentu utama hasil balapan.