Tekno & Sains

Mantan CEO Spotify Tanam Modal Besar di Startup Alutsista AI Senilai USD 14 Miliar

— Gelombang baru teknologi militer kini mengubah wajah medan tempur modern secara signifikan. Di tengah perubahan itu, sebuah startup asal Eropa bernama Helsing muncul sebagai pionir dalam pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) generasi terbaru yang mengandalkan kecerdasan buatan (AI), robotika, dan komputer visi.

Helsing tidak hanya mengedepankan inovasi teknologi, tetapi juga menawarkan solusi produksi cepat dan biaya lebih rendah dibandingkan sistem persenjataan tradisional. Transformasi besar ini didukung oleh pendanaan tidak hanya dari pemerintah, melainkan juga oleh investor swasta dengan visi jangka panjang.

Model Bisnis Baru dan Dukungan Investor Besar

Gundbert Scherf, salah satu pendiri Helsing sekaligus mantan penasihat Kementerian Pertahanan Jerman, menyebut perkembangan ini sebagai revolusi dalam industri pertahanan. “Ini adalah revolusi yang cukup besar dalam industri pertahanan,” ujarnya dalam wawancara bersama New York Times, dikutip detikINET pada Senin (6/10/2025).

Berbeda dengan model bisnis konvensional yang bergantung pada kontrak negara, Helsing sekarang mengembangkan produk berdasarkan modal ventura sehingga lebih lincah dan responsif terhadap kebutuhan perang yang berubah cepat.

Didirikan pada 2021, Helsing mendapat dukungan pendanaan dari Daniel Ek, mantan CEO Spotify yang baru saja mengundurkan diri setelah 20 tahun memimpin perusahaan musik digital itu. Ek dikabarkan menyuntikkan dana hampir USD 700 juta ke Helsing, langkah yang kemudian memicu protes dan boikot dari sejumlah musisi terhadap Spotify.

Inovasi Alutsista Berbasis AI untuk Ukraina

Helsing kini menjadi salah satu startup teknologi paling bernilai di Eropa dengan valuasi sekitar USD 14 miliar. Startup ini memasok Ukraina dengan drone dan sistem AI yang terus diperbarui setiap beberapa minggu mengikuti dinamika kondisi perang.

Salah satu inovasi unggulan Helsing adalah platform AI bernama Centaur. Pada Mei lalu, sistem ini berhasil mengambil alih kendali jet tempur Saab Gripen E dalam uji coba di atas Laut Baltik. Dalam simulasi tersebut, AI mampu membuat hingga sepuluh keputusan per detik, menghemat bahan bakar, dan mengalahkan pilot manusia dalam duel udara digital.

Dalam latihan itu, AI Centaur mampu menjatuhkan dua jet tempur yang diterbangkan pilot manusia dalam hitungan menit, menandai kemajuan signifikan di bidang kecerdasan buatan militer.

Perkembangan Produk Alutsista Non-AI

Selain perangkat lunak, Helsing juga mulai mengembangkan perangkat keras. Mereka mengakuisisi produsen pesawat Grob dan tengah menyiapkan jet tempur tanpa awak bernama CA-1 Europa yang memiliki panjang 11 meter. Selain itu, Helsing juga mengembangkan drone serang dan kapal selam mini yang dirancang untuk meningkatkan kapabilitas tempur.

Jet tempur AI CA-1 Europa ditargetkan siap beroperasi dalam waktu empat tahun ke depan, menandai langkah besar dalam menghadirkan sistem tempur otonom di medan perang.

Tren Global dan Tantangan Industri Pertahanan

Fenomena inovasi alutsista berbasis AI dan drone murah ini semakin dipercepat oleh konflik di Ukraina. Sekitar 80 persen target di medan perang kini dihancurkan oleh drone yang banyak terbuat dari bahan sederhana seperti kayu lapis dan busa, namun mampu membawa muatan mematikan.

Banyak startup di Amerika dan Eropa juga bergerak cepat menciptakan kapal tak berawak, interceptor drone, dan rudal pintar dengan siklus pengembangan singkat. Mereka berusaha mengisi celah lambatnya sistem pengadaan pertahanan tradisional yang prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Meski demikian, para pelaku industri mengakui bahwa menembus pasar pertahanan bukan perkara mudah. Proses penjualan ke pemerintah membutuhkan waktu lama dan prosedur yang kompleks. Meski begitu, arah perkembangan teknologi militer semakin jelas: masa depan alutsista bukan hanya soal mesin dan amunisi, melainkan juga algoritma dan kecepatan inovasi.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Mamet Janzuke