Berita

Lulusan Kesehatan Masyarakat Ini Berkarier Jadi Jaksa di Jeneponto, Begini Perjalanannya

— Perjalanan karier Kasmawati Saleh membuktikan bahwa latar belakang pendidikan tidak selalu menjadi penghalang untuk memasuki dunia hukum. Ia kini menjabat sebagai Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Kasi Tipidum) di Kejaksaan Negeri Jeneponto, Sulawesi Selatan, sebuah posisi strategis yang sudah dijalani selama hampir dua tahun.

Berbeda dari jaksa pada umumnya yang berlatar pendidikan hukum, Kasmawati memulai kariernya dengan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Universitas Hasanuddin Makassar pada 2003. Namun, siapa sangka, kiprahnya di Kejaksaan justru dimulai lewat jalur formasi lulusan SMA.

Awal Karier yang Tak Biasa

“Karier saya sebagai jaksa penuh liku karena saya bukan berlatar belakang Sarjana Hukum,” ungkap Kasmawati saat diwawancarai, Rabu (24/9/2025). Saat itu, ia tengah menyelesaikan skripsi ketika muncul pengumuman penerimaan CPNS di Kejaksaan. Secara spontan, ia mendaftarkan diri dan berhasil lulus meskipun jalurnya melalui formasi SMA.

Kasmawati bercerita bahwa pengumuman kelulusan CPNS di Kejaksaan keluar sehari setelah yudisium. Meski sempat mendapat teguran dari orang tua karena tidak sesuai jurusan, ia akhirnya mendapat restu untuk melanjutkan karier di bidang hukum.

Penyesuaian Pendidikan untuk Karier Hukum

Untuk menyesuaikan ijazah dan memenuhi syarat jenjang karier di Kejaksaan, Kasmawati melanjutkan studi ke Fakultas Hukum. Hal tersebut merupakan prosedur bagi pegawai yang masuk melalui formasi SMA.

“Di Kejaksaan, jika masuk lewat formasi SMA, kita harus ikut penyesuaian ijazah dulu. Saya kuliah lagi di Fakultas Hukum agar bisa mengikuti seleksi calon jaksa,” jelas Kasmawati.

Pengalaman dan Prestasi di Dunia Kejaksaan

Penempatan pertama Kasmawati adalah di Kejari Parepare, Sulawesi Selatan. Selanjutnya, ia pindah ke Kejaksaan Tinggi Sulsel di bidang pembinaan. Berbagai prestasi pun diraih, termasuk penghargaan sidakarya sebagai tata usaha berprestasi di Cianjur.

Meski memiliki segudang prestasi, Kasmawati terus berusaha meniti karier ke jenjang lebih tinggi dengan mendaftar sebagai Kasi Tipidum. Usahanya tidak sia-sia, ia dilantik menjadi jaksa pada usia 34 tahun, satu tahun sebelum batas usia maksimal.

Dedikasi dan Filosofi Kerja

“Saya pantang menyerah. Selama syarat administrasi bisa dipenuhi, saya terus mencoba,” kata Kasmawati. Ia meyakini bahwa rejeki sudah diatur oleh Tuhan sehingga selalu berusaha maksimal.

Kasmawati menekankan pentingnya pengetahuan hukum yang luas bagi jaksa karena profesi ini menangani beragam kasus, mulai dari pencurian, perkelahian, hingga korupsi.

“Seorang jaksa harus memiliki intelektual dan pengetahuan hukum yang luas. Hukum itu bukan hanya satu jenis kasus, tapi berbagai macam,” ujarnya.

Selain itu, jaksa harus memiliki tanggung jawab moral dan sosial. Kasmawati menegaskan peran jaksa tidak hanya menuntut di pengadilan, tetapi juga hadir di tengah masyarakat untuk edukasi dan membangun citra positif Kejaksaan.

“Jaksa harus memberikan edukasi dan membangun citra positif tentang Kejaksaan di masyarakat,” tambahnya.

Program khusus yang dihadirkan detikcom bersama Kejaksaan Agung mengupas realita penegakan hukum di Indonesia, termasuk dedikasi jaksa inspiratif seperti Kasmawati. Program ini bertujuan membuka wawasan publik tentang peran penting institusi kejaksaan dalam supremasi hukum dan pembangunan masyarakat.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson