Media Netizen — Blokade yang dilakukan Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan menuju Gaza kembali menuai kecaman keras. Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menegaskan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum humaniter internasional dan memperburuk kondisi warga Gaza yang telah menderita selama hampir dua tahun.
Menurut Sukamta, misi kapal Global Sumud Flotilla adalah bentuk solidaritas dunia untuk membantu warga Gaza yang tengah mengalami krisis serius akibat kekurangan pangan, air, dan tempat tinggal. “Misi Global Sumud Flotila adalah misi kemanusiaan, wujud solidaritas masyarakat dunia untuk membantu warga Gaza yang mengalami genosida yang kondisinya saat ini sangat buruk karena tidak ada makanan, minuman, serta tidak ada tempat tinggal selama hampir 2 tahun,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).
Blokade dan Serangan terhadap Bantuan Kemanusiaan
Sukamta menambahkan, upaya Israel memblokade bantuan kemanusiaan tidak hanya terjadi sekali, bahkan rumah sakit serta petugas kesehatan menjadi sasaran serangan. Ia menegaskan, dalam sejarah konflik modern, bantuan kemanusiaan semestinya dilindungi.
“Saya kira dalam sejarah modern, di semua zona konflik, bantuan kemanusiaan dilindungi. Tapi ini tidak terjadi di Palestina. Israel terang-terangan melanggar hukum humaniter internasional, menghina nilai-nilai kemanusiaan. Ini jelas tindakan yang sangat keji,” tegas Sukamta.
Seruan Tekanan Internasional kepada Israel
Dari Jakarta, Sukamta berharap pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah nyata, termasuk mendorong negara-negara lain untuk memberikan tekanan kuat terhadap Israel. Ia mengusulkan pemutusan hubungan diplomatik, embargo ekonomi, dan penghentian bantuan militer sebagai bentuk tekanan.
“Saya berharap negara-negara yang punya hubungan dengan Israel segera melakukan pemutusan hubungan diplomatik, melakukan embargo ekonomi dan menghentikan bantuan militer. Ini langkah nyata untuk memberikan tekanan yang lebih kuat ke Israel,” jelasnya.
Pemberian Bantuan melalui Jalur Udara
Selain itu, Sukamta mengusulkan agar bantuan kemanusiaan ke Palestina bisa disalurkan melalui jalur udara mengingat situasi di Gaza yang sangat kritis. Ia juga menekankan pentingnya peran Indonesia dan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam mendukung upaya ini.
“Opsi memberikan jalur udara mungkin saat ini yang paling memungkinkan. Saya berharap perintah Indonesia dan juga negara-negara OKI terus mencoba memberikan bantuan kemanusiaan dengan berbagai cara yang paling mungkin, mengingat situasi sangat kritis yang saat ini dialami oleh warga Gaza,” ujarnya.
Respons Pemerintah Israel atas Blokade
Pemerintah Israel sebelumnya mengklaim tidak ada satu pun kapal dari Global Sumud Flotilla yang berhasil menembus blokade di wilayah Palestina. Dalam pernyataan yang dikutip AFP, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa semua kapal yang mencoba memasuki zona pertempuran aktif atau melanggar blokade laut berhasil dicegah.
“Tak satu pun kapal pesiar provokasi Hamas-Sumud berhasil memasuki zona pertempuran aktif atau melanggar blokade laut yang sah,” ujar pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Israel, Kamis (2/10).
Israel juga memantau sebuah kapal yang berusaha mendekati wilayah Gaza dan menyatakan akan mencegah kapal tersebut jika mencoba menembus blokade.
“Satu kapal terakhir dari provokasi ini masih berada di kejauhan. Jika mendekat, upayanya untuk memasuki zona pertempuran aktif dan menembus blokade juga akan dicegah,” tambahnya.