Media Netizen — Syaiful Rosi Abdillah, santri berusia 13 tahun dari Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi korban selamat terakhir yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan pondok pesantren tersebut. Ia bertahan selama tiga hari penuh di bawah tumpukan bangunan yang runtuh tanpa asupan makanan maupun minuman.
Kejadian ini terjadi setelah Rosi terjebak selama dua malam di bawah reruntuhan bersama enam temannya. Ketika dievakuasi pada Rabu (2/10), kondisinya sangat memprihatinkan dengan luka parah di kaki dan tangan akibat terjepit material bangunan yang ambruk.
Luka Parah dan Amputasi
Rosi mengalami luka yang cukup serius hingga menyebabkan nekrosis atau kematian jaringan pada kaki dan tangannya. Akibat kondisi tersebut, tim medis terpaksa melakukan amputasi pada lengan kirinya terlebih dahulu, kemudian sehari setelahnya, telapak kaki kanannya juga diamputasi.
Setelah operasi, Rosi kini menjalani perawatan intensif di RSUD Sidoarjo. Meski dalam keadaan lemah, semangatnya tetap luar biasa. Orang tuanya menyampaikan, “Alhamdulillah, dia sudah makan tadi. Tapi masih dirawat, masih lemas, semangatnya luar biasa. Anak ini kuat, 3 hari nggak makan, nggak minum, nggak tidur sama sekali.”
Perjuangan dan Awal Mondok di Ponpes
Remaja ini baru menginjak bulan keempat menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny. Pada saat bencana terjadi, Rosi tengah bersama enam temannya yang semuanya terperangkap oleh ambruknya bangunan akibat struktur yang diduga tidak kuat menahan beban.
Dalam kondisi yang sangat berat, Rosi sempat bertanya kepada orang tuanya kapan dia bisa memiliki kaki baru, menunjukkan tekadnya untuk bangkit meskipun menghadapi ujian berat.






