Media Netizen — Evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki tahap baru dengan dikerahkannya alat berat. Langkah ini diambil menyusul tidak ditemukannya tanda-tanda kehidupan dari para korban yang terjebak di bawah bangunan ambruk.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menjelaskan bahwa keputusan tersebut muncul setelah dialog intensif antara pihak petugas dan keluarga korban. “Kami dipimpin oleh Kepala BNPB untuk berdiskusi, karena komunikasi dengan keluarga santri terus dilakukan setiap hari, membahas kesiapan penggunaan alat berat dalam proses evakuasi,” ujarnya saat mengunjungi posko gabungan, Kamis (2/10/2025).
Persetujuan Keluarga dan Proses Evakuasi yang Hati-hati
Dalam dialog tersebut, petugas menyampaikan bahwa hingga kini tidak ditemukan tanda-tanda korban selamat di bawah reruntuhan meski fase golden time 72 jam belum berakhir. Atas penjelasan tersebut, keluarga korban memberikan izin dan menandatangani dokumen resmi untuk penggunaan alat berat dalam proses evakuasi.
Meski menggunakan alat berat, evakuasi tetap dilakukan dengan sangat berhati-hati. Sebanyak lima crane telah disiapkan untuk mengangkat satu per satu balok bangunan yang runtuh agar proses pencarian korban berjalan aman dan efektif. “Penggunaan alat berat akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan telah dijelaskan secara mendetail kepada keluarga,” tambah Pratikno.