Media Netizen — Ketegangan kembali memuncak di perairan Gaza setelah Angkatan Laut Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah yang tengah dilanda konflik tersebut. Armada yang terdiri dari sekitar 45 kapal ini membawa sejumlah politisi serta aktivis internasional, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.
Armada Global Sumud meninggalkan Spanyol pada bulan lalu dengan misi mematahkan blokade yang diterapkan Israel atas Gaza. Konflik yang berkepanjangan di wilayah Palestina ini telah memicu krisis kemanusiaan serius hingga PBB menyatakan adanya kelaparan yang meluas di kawasan tersebut.
Pencegatan dan Penahanan Aktivis
Berdasarkan laporan AFP pada Kamis (2/10/2025), kapal yang ditumpangi Greta Thunberg turut dicegat oleh Angkatan Laut Israel. Sebelumnya, pemerintah Israel telah memperingatkan armada tersebut untuk tidak memasuki perairan yang diklaim sebagai wilayah blokadenya.
Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah video yang memperlihatkan Thunberg sedang mengemas barang-barangnya di kapal. Dalam pernyataannya, armada Global Sumud menyampaikan bahwa sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), kapal-kapal seperti Alma, Sirius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel di perairan internasional.
Selain aksi pencegatan, komunikasi dan siaran langsung dengan beberapa kapal lain dalam armada tersebut juga terputus secara tiba-tiba.
Reaksi dan Kondisi Para Aktivis
Melalui akun resmi di platform X, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa beberapa kapal berhasil dihentikan dengan aman dan penumpangnya sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel. Mereka menegaskan, “Greta dan teman-temannya dalam keadaan selamat dan sehat.” Video yang menunjukkan kondisi Thunberg turut dibagikan sebagai bukti.
Sementara itu, Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina yang ikut dalam armada ini, mengungkapkan bahwa “ratusan” orang telah ditangkap secara ilegal dan ditahan secara sewenang-wenang selama operasi tersebut berlangsung.
Kecaman dari Global Sumud dan Hamas
Global Sumud Flotilla mengecam keras tindakan Israel yang mereka anggap sebagai pencegatan ilegal. Mereka menegaskan, “Orang-orang yang berhati nurani telah diculik,” dan menambahkan bahwa armada tersebut tidak melanggar hukum apapun. Menurut mereka, yang ilegal adalah genosida Israel, blokade ilegal terhadap Gaza, serta penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.
Sementara itu, Hamas mengecam intersepsi armada di perairan internasional tersebut dengan menyebutnya sebagai “kejahatan pembajakan dan terorisme maritim.”
Tekanan dari Negara Eropa
Sebelumnya, Spanyol dan Italia yang turut mengirimkan pengawal angkatan laut kepada armada ini, telah meminta agar kapal-kapal tersebut menghentikan upaya memasuki zona eksklusif Israel di lepas pantai Gaza. Kedua negara menyatakan bahwa armada tidak akan melewati batas yang telah ditentukan tersebut.