Media Netizen — Jumlah korban selamat dalam bencana ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo terus bertambah. Data terbaru mencatat total korban yang berhasil diselamatkan menjadi 104 orang, sementara korban meninggal dunia mencapai 14 orang.
Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengungkapkan bahwa penambahan data ini diperoleh dari laporan wali santri pada Jumat (3/10). Seorang santri yang sebelumnya dilaporkan hilang ternyata berhasil menyelamatkan diri dan pergi ke rumah rekannya.
Santri Hilang Kembali Ditemukan
Nanang menjelaskan, saat bangunan ponpes runtuh, santri yang bernama Ibnu tersebut melarikan diri dan bersembunyi di rumah temannya. Karena tidak memberikan kabar kepada orang tua, santri ini sempat dikira hilang dan orang tuanya datang ke lokasi bencana untuk mencari.
“Kemarin, ada santri satu datang atas nama Ibnu, dia dilaporkan hilang oleh orang tuanya. Orang tuanya menunggu di sini, waktu anaknya datang baru kami update data yang selamat,” ujar Nanang.
Proses Evakuasi Reruntuhan dengan Alat Berat
Proses pencarian korban masih berlanjut dengan menggunakan alat berat untuk membuka akses reruntuhan bangunan. Meski demikian, penggunaan alat berat diawasi ketat agar tidak membahayakan korban yang mungkin masih tertimbun.
“Kami telah membongkar sekitar 60 persen material bangunan. Namun tujuan utama bukan merobohkan seluruh struktur, melainkan membuka akses agar evakuasi bisa berjalan cepat. Jika ada tanda-tanda korban, evakuasi langsung dihentikan untuk penyelamatan,” terang Nanang.
Penggunaan ekskavator difokuskan hanya untuk membuka jalan, sementara setiap sektor dipantau oleh petugas keselamatan guna memastikan keamanan selama operasi berlangsung.
Data Korban yang Belum Diketahui Masih Fluktuatif
Sampai saat ini, tercatat ada 49 orang santri yang belum diketahui keberadaannya berdasarkan laporan wali santri. Namun, data ini belum pasti karena adanya kasus seperti Ibnu yang sempat dikira hilang namun ternyata selamat dan berada di luar lokasi kejadian.
“Angka 49 itu belum dapat dipastikan akurat karena ada laporan hilang yang tidak sesuai fakta di lapangan,” kata Nanang.
Operasi Pencarian Berlangsung Maksimal Tujuh Hari
Basarnas menjalankan operasi pencarian sesuai standar operasional selama tujuh hari. Namun, jika masih ada tanda-tanda keberadaan korban, pencarian dapat diperpanjang.
“Secara matematis, proses pencarian kemungkinan selesai hari ini atau maksimal besok, tergantung situasi di lapangan,” pungkas Nanang.






