Tekno & Sains

Jepang Kembangkan Pendorong Plasma Inovatif untuk Atasi Sampah Antariksa

— Masalah sampah antariksa yang terus menumpuk di orbit rendah Bumi kini mendapatkan solusi baru dari para ilmuwan Jepang. Sebuah teknologi pendorong plasma bertenaga fusi berhasil dikembangkan untuk memperlambat dan mengendalikan puing-puing antariksa besar tanpa kontak fisik langsung.

Teknologi ini menawarkan harapan dalam mengurangi risiko terjadinya Sindrom Kessler, fenomena tabrakan berantai yang dapat menjadikan orbit Bumi tidak dapat digunakan oleh satelit dan misi luar angkasa lainnya.

Ancaman Serius dari Sampah Antariksa

Selama puluhan tahun, aktivitas peluncuran satelit meninggalkan ribuan serpihan yang kini mengisi orbit rendah Bumi (LEO). Puing-puing ini bergerak dengan kecepatan tinggi, sehingga satu tabrakan saja dapat menghasilkan ledakan pecahan baru yang memperparah kepadatan sampah antariksa.

Hal ini mengancam operasional sistem penting seperti pemantauan cuaca, navigasi GPS, komunikasi internet, dan pertahanan nasional. Apalagi, jumlah satelit yang diluncurkan tiap tahun terus meningkat, menambah kepadatan di jalur orbit yang sudah padat.

Pendorong Plasma Dua Arah dengan Medan Magnet Cusp

Inovasi dari Universitas Tohoku ini menggunakan pendorong plasma dua arah yang mengaplikasikan medan magnet cusp, sebuah konfigurasi magnetik yang biasa ditemukan pada reaktor fusi eksperimental. Konsep ini memungkinkan pendorong menghasilkan dua aliran plasma berlawanan untuk mengimbangi gaya pada puing antariksa tanpa perlu menyentuh langsung.

Dengan memancarkan plasma terfokus, pendorong ini dapat mengubah kecepatan objek secara perlahan dan terkontrol, sehingga puing-puing besar bisa diperlambat hingga kembali masuk ke atmosfer Bumi dengan aman.

Pengujian Laboratorium dan Potensi Efisiensi Energi

Dalam simulasi kondisi orbit, pendorong plasma ini berhasil menghasilkan gaya dorong sebesar 25 milinewton dengan daya 5 kilowatt. Kinerja ini memungkinkan perlambatan objek seberat satu ton agar kembali ke atmosfer dalam waktu sekitar 100 hari, sebuah pencapaian yang signifikan di bidang teknologi antariksa.

Keunggulan lain dari sistem ini adalah efisiensi energi yang jauh lebih baik dibandingkan roket kimia konvensional. Pendorong plasma dapat memberikan dorongan stabil dan lembut dalam jangka waktu lama, berbeda dengan dorongan singkat dari pembakaran roket.

Tantangan Teknis dan Hukum dalam Implementasi

Meski menjanjikan, penerapan pendorong plasma ini dalam misi pembersihan sampah antariksa nyata masih penuh tantangan. Akurasi tinggi dan sistem navigasi canggih sangat dibutuhkan untuk mendekati puing yang bergerak cepat di orbit tanpa menimbulkan risiko tabrakan.

Selain itu, bobot pesawat ruang angkasa yang membawa teknologi ini cukup berat, sehingga biaya peluncuran menjadi tinggi. Semakin banyak puing yang ingin dibersihkan, biaya operasi pun meningkat.

Aspek hukum juga menjadi perhatian karena sebagian besar sampah antariksa masih dimiliki oleh negara atau entitas peluncur awal. Melakukan intervensi tanpa izin bisa menimbulkan persoalan hukum internasional yang kompleks.

Meski demikian, pencapaian Universitas Tohoku memberikan langkah maju yang berarti dalam upaya menjaga orbit Bumi tetap aman dan berkelanjutan.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Mamet Janzuke