Media Netizen — Ketegangan di Gaza terus memuncak setelah Israel mengabaikan permintaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menghentikan serangan udara di wilayah tersebut. Meskipun tengah berlangsung negosiasi damai, serangan Israel tetap berlangsung dengan intensitas tinggi, menewaskan ratusan warga sipil Palestina.
Trump sebelumnya mendesak Israel untuk segera menghentikan pengeboman pada Sabtu pagi dan menyatakan bahwa Hamas telah menunjukkan kesiapan untuk mencapai perdamaian abadi. Namun, langkah Israel justru bertolak belakang dengan seruan tersebut, memperlihatkan ketegasan untuk melanjutkan operasi militer di Gaza.
Jumlah Serangan dan Korban Meningkat
Berdasarkan laporan Al Jazeera pada Rabu (8/10/2025), sejak Sabtu (4/10), pasukan Israel telah melancarkan sekitar 230 serangan udara di Gaza, yang menyebabkan 118 orang tewas. Korban tewas diantara mereka termasuk perempuan dan anak-anak, dengan 72 orang meninggal di tengah kondisi terkepung di kota Gaza.
Juru bicara pemerintah Gaza menegaskan bahwa agresi brutal Israel terus berlanjut meskipun ada seruan gencatan senjata dari Presiden AS. “Pendudukan Israel melanjutkan agresi brutalnya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, mengabaikan seruan gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, serta tanggapan positif terhadap proposal tersebut,” demikian pernyataan resmi pemerintah Gaza.
Netanyahu Tegaskan Teruskan Serangan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangan di Gaza. Ia menegaskan komitmennya untuk terus bertindak demi menghapus kekuatan Hamas dan membebaskan sandera yang disandera kelompok tersebut.
“Kita berada di hari-hari yang menentukan. Kita akan terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang, memulangkan semua korban penculikan, menghapuskan kekuasaan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ujar Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis kantornya, sebagaimana dilaporkan AFP.
Latar Belakang Serangan Israel
Serangan Israel terhadap Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 sebagai respons atas serangan Hamas ke wilayah Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan ratusan lainnya disandera. Hingga kini, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 67 ribu warga Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan.
Selain korban jiwa, perang ini juga melukai ratusan ribu warga Gaza dan menyebabkan jutaan orang mengungsi serta menghadapi ancaman kelaparan yang serius. Banyak korban tewas masih belum ditemukan karena tertimbun reruntuhan bangunan akibat serangan udara yang terus berlanjut.
Upaya Perdamaian Trump dan Negosiasi di Mesir
Baru-baru ini, Donald Trump mengajukan proposal perdamaian berisi 20 poin yang bertujuan mengakhiri konflik di Gaza. Ia mendesak Israel dan Hamas untuk segera menyepakati rencana tersebut demi menghentikan perang yang telah berlangsung lama.
“Kita sangat dekat untuk mencapai kesepakatan di Timur Tengah yang akan membawa perdamaian ke wilayah ini,” kata Trump saat konferensi pers di Ruang Oval Gedung Putih, didampingi Perdana Menteri Kanada, Mark Carney.
Trump juga mengungkapkan bahwa negosiator AS tengah terlibat dalam pembicaraan yang berlangsung di Mesir. Utusan khususnya, Steve Witkoff, serta menantunya, Jared Kushner, berperan aktif dalam proses tersebut. “Kami percaya ada kemungkinan mencapai perdamaian yang lebih luas di Timur Tengah. Kami juga ingin segera membebaskan para sandera,” ujar Trump.
Negosiasi tidak langsung antara perwakilan Israel dan Hamas tengah berlangsung di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir, mengikuti rencana 20 poin yang diusulkan Trump bulan lalu. Gedung Putih menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk memastikan kesepakatan damai dapat terlaksana dan semua pihak mematuhi ketentuan yang disepakati.