Media Netizen — Ketegangan di perairan sekitar Jalur Gaza kembali memanas setelah pasukan Israel mencegat sejumlah kapal yang membawa bantuan kemanusiaan menuju wilayah tersebut. Insiden terbaru terjadi pada Rabu (8/10/2025), menyusul pencegatan serupa yang dialami kapal Global Sumud Flotilla pekan sebelumnya.
Langkah Israel ini memicu kecaman keras dari pemerintah Turki yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pembajakan dan pelanggaran hukum internasional. Turki menyerukan agar hak kemanusiaan dihormati dan menolak intervensi militer di perairan internasional.
Pencegatan Kapal Bantuan di Perairan Internasional
Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan terhadap Gaza mengonfirmasi bahwa tiga kapal dari misi Freedom Flotilla Coalition (FFC) berhasil dicegat oleh Angkatan Laut Israel. Kapal-kapal tersebut, yaitu Gaza Sunbird, Alaa Al-Najjar, dan Anas Al Sharif, tengah berlayar membawa pasokan vital ke Gaza.
Pencegatan berlangsung sekitar pukul 04.34 pagi di perairan internasional, berjarak sekitar 222 kilometer dari pantai Gaza. Aksi ini terekam dalam siaran langsung di YouTube, yang menunjukkan tentara Israel berupaya merusak kamera salah satu kapal.
Reaksi Keras Turki terhadap Tindakan Israel
Kementerian Luar Negeri Turki mengecam keras langkah Israel dan menyebutnya sebagai “aksi pembajakan”. Pernyataan resmi menyatakan bahwa serangan tersebut melanggar hukum internasional dan menargetkan warga sipil, termasuk anggota parlemen Turki yang ikut dalam misi tersebut.
“Intervensi di perairan internasional terhadap Freedom Flotilla merupakan aksi pembajakan yang dilakukan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang melakukan genosida,” tegas pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip AFP dan Anadolu Agency.
Turki menilai serangan ini sebagai pelanggaran berat terhadap prinsip kemanusiaan dan upaya damai yang justru akan meningkatkan ketegangan di kawasan serta menghambat perjuangan menuju perdamaian abadi.
Detail Konvoi dan Bantuan yang Dibawa
Freedom Flotilla Coalition mengerahkan sembilan kapal dengan sekitar 100 orang dalam konvoi yang dinamakan “Thousand Madleens”. Kapal-kapal tersebut membawa bantuan senilai lebih dari US$ 100.000, termasuk obat-obatan, peralatan pernapasan, dan pasokan nutrisi yang ditujukan bagi rumah sakit di Gaza yang tengah kekurangan.
Insiden ini terjadi setelah pekan lalu Israel mencegat lebih dari 40 kapal Global Sumud Flotilla dan menahan lebih dari 450 aktivis, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.