Berita

Iptu Nyarna Bertahan 15 Tahun Bedah Rumah Warga: Hidup Harus Bermakna

— Hidup yang penuh makna seringkali tercermin dari kepedulian terhadap sesama. Hal itulah yang menjadi pegangan Iptu Nyarna dalam mengabdi sebagai polisi dan membantu masyarakat di Bengkulu selama 15 tahun terakhir. Melalui program bedah rumah, dia berupaya memberikan kehidupan yang lebih layak bagi warga kurang mampu.

Pria yang menjabat sebagai Kapolsek Kampung Melayu ini mengaku pernah merasakan kesulitan hidup dan tinggal di rumah dengan kondisi tidak layak. Pengalaman tersebut menjadi motivasi utama baginya untuk terus memberi manfaat bagi orang lain.

Program Bedah Rumah Berjalan Konsisten Sejak 2010

Sejak pertama kali bertugas di Bengkulu pada 2010, Iptu Nyarna mulai menyalurkan bantuan berupa renovasi rumah untuk warga yang tinggal di hunian tidak layak. Dia mengamati masih banyak rumah dengan dinding dari bambu atau spanduk, lantai tanah, bahkan kamar mandi yang tidak memenuhi standar kebersihan.

“Saya keliling ke masyarakat, ternyata dari 2010 sampai sekarang masih ada, tidak banyak, tapi masih ada rumah dengan WC tidak layak, dinding dari spanduk, seng yang bocor, dan lantai tanah. Ini yang menjadi prioritas untuk diperbaiki,” ungkapnya dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Kamis (2/10/2025).

Penggalangan Dana Melalui Gotong Royong dan Donasi

Biaya renovasi rumah berasal dari donatur dan sumbangan warga setempat. Iptu Nyarna bersama relawan menggalang bantuan berupa uang dan material bangunan. Mereka membangun gerakan gotong royong yang melibatkan masyarakat luas hingga kalangan pengusaha dan pengembang properti.

“Saya bersama teman-teman relawan membuat gerakan. Hidup ini kurang bermakna kalau tidak berbuat sesuatu. Sejak awal saya keluar rumah, niat saya adalah ibadah dan bekerja. Kalau hidup ini tidak bermakna, ada yang kurang,” katanya tegas.

Ratusan Rumah Telah Dibedah, Masyarakat Kian Terbantu

Selama 15 tahun berjalan, program bedah rumah yang diprakarsai Iptu Nyarna telah berhasil memperbaiki ratusan hunian di Bengkulu. Dia juga menggandeng Kapolres setempat dalam menginisiasi hari sedekah di lingkungan Polres untuk mendukung kegiatan ini.

“Kami ajak masyarakat untuk gotong royong. Misalnya satu truk pasir, dua sak semen dari warga. Ternyata dengan cara seperti itu bisa terlaksana. Ini membuktikan bahwa kebaikan masih banyak di Indonesia, tinggal bagaimana kita mau memulainya,” jelasnya.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson