Media Netizen — Insiden penyerangan brutal di Sinagoge Jemaat Ibrani Heaton Park, Manchester, pada hari suci Yom Kippur, menyisakan duka mendalam. Dua korban ditemukan mengalami luka tembak yang tidak berasal dari pelaku, melainkan dari aksi polisi Inggris yang berusaha menghentikan serangan tersebut.
Peristiwa terjadi pada Kamis, 2 Oktober 2025, ketika seorang pria keturunan Suriah diduga menabrakkan mobil ke pejalan kaki sebelum menyerang dengan pisau sejumlah orang di luar sinagoge. Polisi yang sudah siaga kemudian menembak mati pelaku di lokasi kejadian.
Korban ‘Salah Sasaran’ Tertembak Polisi
Kepala Kepolisian Greater Manchester, Steve Watson, menjelaskan bahwa pelaku tidak menggunakan senjata api saat menyerang, namun dalam upaya menindaklanjuti serangan tersebut, polisi secara tidak sengaja menembak dua warga sipil. Salah satu korban meninggal dunia akibat luka tembak ini.
“Cedera yang dialami korban merupakan konsekuensi tragis dan tidak terduga dari tindakan penting yang diambil petugas kami untuk menghentikan serangan kejam tersebut,” ujar Watson dalam pernyataan yang dikutip AFP, Sabtu (4/10/2025).
Situasi Saat Penembakan Terjadi
Pelaku mengenakan rompi yang tampak seperti rompi peledak, namun polisi memastikan rompi tersebut tidak berbahaya. Kedua korban luka tembak diperkirakan berada dekat pintu sinagoge saat kejadian, di mana para jemaat berupaya mencegah pelaku masuk.
Menurut Watson, salah satu korban luka tembak tidak mengalami luka yang mengancam nyawa. Polisi juga mengidentifikasi pelaku sebagai Jihad al-Shamie, 35 tahun, tanpa catatan program anti-radikalisasi sebelumnya.
Reaksi Keluarga dan Pemerintah Inggris
Keluarga al-Shamie melalui pernyataan di Facebook menyatakan keterkejutan mereka dan berusaha menjauhkan diri dari tindakan yang dianggap keji tersebut. Sementara itu, pemerintah Inggris berkomitmen memperkuat upaya melawan antisemitisme, mengingat serangan ini mengguncang komunitas Yahudi di negara tersebut.






