Berita

Hari Antikekerasan Internasional 2025: Makna dan Pesan Perdamaian dari Gandhi

— Setiap tanggal 2 Oktober, dunia memperingati Hari Antikekerasan Internasional sebagai momen penting untuk menegaskan komitmen terhadap perdamaian dan penolakan kekerasan. Peringatan ini bertepatan dengan ulang tahun Mahatma Gandhi, tokoh legendaris yang memimpin perjuangan kemerdekaan India dengan filosofi tanpa kekerasan.

Hari ini menjadi pengingat betapa kekuatan tanpa kekerasan dapat menjadi senjata ampuh untuk perubahan sosial dan politik. Melalui pendidikan dan kesadaran publik, pesan antikekerasan terus disebarkan agar budaya damai dan toleransi semakin mengakar di masyarakat global.

Latar Belakang Hari Antikekerasan Internasional

Peringatan ini lahir dari resolusi Majelis Umum PBB A/RES/61/271 yang disahkan pada 15 Juni 2007. Resolusi tersebut menegaskan pentingnya prinsip tanpa kekerasan secara universal dan dorongan untuk membangun masyarakat yang damai, penuh pengertian, serta toleran.

Ketika memperkenalkan resolusi tersebut, Menteri Luar Negeri India saat itu, Anand Sharma, menyatakan bahwa dukungan luas terhadap Hari Antikekerasan Internasional mencerminkan penghormatan global terhadap warisan Mahatma Gandhi. Ia mengutip kata-kata Gandhi, “Tanpa kekerasan adalah kekuatan terbesar yang dimiliki umat manusia. Ia lebih dahsyat daripada senjata pemusnah terkuat yang diciptakan oleh kecerdikan manusia.”

Filosofi dan Pengaruh Gandhi dalam Perjuangan Tanpa Kekerasan

Gandhi dikenal sebagai sosok yang konsisten memegang teguh prinsip tanpa kekerasan selama memimpin perjuangan kemerdekaan India. Filosofi ini menolak segala bentuk kekerasan fisik sebagai alat perubahan sosial maupun politik.

Perlawanan tanpa kekerasan yang digagas Gandhi juga dikenal sebagai “politik rakyat biasa” dan telah menginspirasi berbagai gerakan hak sipil dan keadilan sosial di seluruh dunia.

Pesan Hari Antikekerasan Internasional 2025 dari Sekretaris Jenderal PBB

Dalam peringatan tahun 2025, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengingatkan dunia akan pentingnya nilai-nilai perdamaian dan kebenaran yang diajarkan Gandhi. Ia menegaskan bahwa di tengah ketegangan dan perpecahan global, pesan tanpa kekerasan menjadi sangat mendesak.

Guterres menyoroti kondisi saat ini di mana kemanusiaan menghadapi ancaman berupa kekerasan yang menggantikan dialog, pelanggaran hukum internasional, serta penindasan terhadap hak asasi manusia. Ia menegaskan, “Non-kekerasan bukanlah senjata kaum lemah, melainkan kekuatan kaum pemberani,” dan menjadi alat untuk melawan ketidakadilan tanpa kebencian.

Di masa yang penuh tantangan, Sekretaris Jenderal PBB mengajak seluruh dunia untuk meneladani Gandhi agar bisa mengakhiri penderitaan, memajukan diplomasi, menyembuhkan perpecahan, serta membangun dunia yang adil, berkelanjutan, dan damai.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson