Media Netizen — Ketegangan kembali memuncak di perairan Jalur Gaza setelah pasukan Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Misi yang melibatkan puluhan kapal dari berbagai negara ini menimbulkan kritik keras dari kelompok Hamas, yang menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan pembajakan”.
Global Sumud Flotilla berangkat dari Spanyol dengan harapan menembus blokade yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza, wilayah yang menurut PBB tengah menghadapi krisis kelaparan parah. Armada tersebut membawa politisi dan aktivis, termasuk tokoh lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.
Israel Cegat Kapal di Perairan Internasional
Pada Rabu (1/10), pasukan Israel mencegat kapal-kapal flotilla saat mereka semakin mendekati Gaza. Israel memberikan peringatan agar kapal-kapal tersebut tidak memasuki perairan yang diklaim berada di bawah blokade mereka. Salah satu kapal yang membawa Greta Thunberg termasuk dalam armada yang dicegah berlayar lebih jauh.
Hamas mengecam keras tindakan tersebut melalui pernyataan resmi yang dilansir AFP, Kamis (2/10/2025). Mereka menyebut pencegatan dan penangkapan ini sebagai “kejahatan pembajakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil”.
Aktivis dan Politisi Ditangkap Secara Ilegal
Laporan Global Sumud Flotilla menyebut kapal-kapal seperti Alma, Sirius, dan Adara dicurigai telah “dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional.” Rina Hassan, anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina yang ikut dalam misi ini, menyatakan bahwa ratusan orang telah ditangkap secara ilegal dan ditahan sewenang-wenang saat insiden berlangsung.
Hamas menilai tindakan militer Israel tersebut sebagai agresi berbahaya, yang memperburuk catatan pelanggaran yang selama ini dilakukan oleh Tel Aviv. Mereka juga menyerukan kepada seluruh pembela kebebasan di dunia untuk mengecam langkah Israel tersebut.
Kecaman Internasional dan Respons Israel
Respons keras datang dari berbagai negara. Turki menuduh Israel melakukan “aksi terorisme” yang membahayakan nyawa warga sipil tak bersalah. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, bahkan mengambil langkah tegas dengan mengusir seluruh diplomat Israel dari negaranya sebagai bentuk protes atas insiden ini.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa pasukan mereka berhasil mencegat kapal-kapal dengan aman. Penumpang yang terlibat dalam pencegatan tersebut dipindahkan ke pelabuhan di Israel untuk diproses lebih lanjut.
Misi Bantuan Terus Berlanjut
Meski 13 kapal berhasil dicegat dan sekitar 200 orang, sebagian besar dari Spanyol dan Italia, ditahan, Global Sumud Flotilla mengumumkan bahwa 30 kapal lainnya masih melanjutkan perjalanan menuju Gaza. Armada ini saat ini berada sekitar 46 mil laut atau 85 kilometer dari pesisir wilayah Palestina.
Saif Abukeshek, juru bicara Global Sumud Flotilla, menegaskan dalam video yang diunggah melalui Instagram bahwa misi kemanusiaan mereka tetap berjalan tanpa henti meskipun menghadapi hambatan di laut.