Media Netizen — Perang berkepanjangan di Gaza kembali menjadi sorotan saat Hamas menyuarakan keinginan kuatnya kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar memberikan jaminan bahwa konflik ini akan berakhir untuk selamanya. Pernyataan ini muncul di tengah perundingan tidak langsung yang berlangsung di Mesir antara Hamas dan Israel.
Negosiator utama Hamas, Khalil El-Hayya, menegaskan bahwa kelompoknya tidak percaya pada pendudukan Israel bahkan untuk sesaat. Ia menuding Israel telah mengingkari janji selama sejarah konflik yang terjadi, termasuk dua kali pelanggaran gencatan senjata dalam perang yang sedang berlangsung saat ini.
Hamas Tuntut Pembebasan Narapidana Terkenal
Selain jaminan perdamaian, Hamas juga mengajukan tuntutan pembebasan beberapa tahanan Palestina yang dianggap penting, termasuk Marwan Barghouti. Barghouti merupakan tokoh Fatah yang telah dipenjara sejak 2002 dan menjadi salah satu fokus utama dalam negosiasi pertukaran sandera dan tahanan.
Perundingan yang difasilitasi oleh media pro-intelijen Mesir, Al-Qahera News, berlangsung di Sharm El-Sheikh. Dalam pertemuan tersebut, dibahas daftar narapidana yang akan dibebaskan oleh Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Rencana Damai 20 Poin Trump
Perundingan ini merupakan bagian dari rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan oleh Trump untuk mengakhiri konflik. Rencana tersebut mencakup pembebasan sandera yang ditawan Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya sejak serangan 7 Oktober 2023, yang memicu eskalasi perang Gaza.
Sebagai imbalannya, Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 250 tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan lebih dari 1.700 tahanan dari Gaza yang ditahan selama perang berlangsung. Rencana damai juga mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza serta pelucutan senjata Hamas.
Pada Minggu lalu, Hamas menyatakan kesiapannya untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang dan segera melakukan pertukaran sandera dengan Israel. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda dari pihak Israel untuk menghentikan serangan yang telah berlangsung hampir dua tahun.