Tekno & Sains

Gempa Bulan Mengancam Misi Lunar, Peneliti Temukan Aktivitas Seismik Baru

— Penemuan mengejutkan terkait aktivitas seismik di Bulan kini menjadi perhatian utama para ilmuwan dan pengelola misi eksplorasi luar angkasa. Selama ini, dampak meteorit dianggap sebagai penyebab utama perubahan lanskap Bulan, tetapi studi terbaru menunjukkan adanya gempa Bulan yang dapat mengubah permukaan satelit alami Bumi ini secara signifikan.

Temuan ini tidak hanya menambah wawasan tentang dinamika Bulan, tetapi juga menimbulkan peringatan serius bagi program Artemis NASA yang tengah merencanakan kehadiran manusia jangka panjang di Bulan. Ancaman gempa bulan perlu menjadi pertimbangan utama dalam strategi pembangunan pangkalan dan fasilitas di sana.

Peran Gempa Bulan dalam Mengubah Lanskap Bulan

Selama bertahun-tahun, tumbukan meteorit dianggap sebagai faktor utama yang membentuk medan Bulan. Namun, studi berjudul “Aktivitas paleoseismik di lembah Taurus-Littrow Bulan yang disimpulkan dari jatuhan bongkahan batu dan tanah longsor” mengungkapkan bahwa gempa Bulan juga berkontribusi besar dalam perubahan topografi, khususnya di area lembah Taurus-Littrow.

Wilayah ini memiliki sejarah eksplorasi yang penting karena menjadi lokasi misi Apollo 17. Penelitian mendalam memperlihatkan bahwa gempa Bulan telah menyebabkan bongkahan batu terjatuh dan tanah longsor selama jutaan tahun, yang sebelumnya kurang mendapat perhatian.

Risiko Patahan Aktif di Bulan

Salah satu temuan mencemaskan adalah keberadaan patahan aktif, seperti patahan Lee-Lincoln, yang berpotensi memicu gempa dan mengancam stabilitas pangkalan di masa depan. Patahan ini telah aktif selama jutaan tahun dan masih menunjukkan potensi aktivitas gempa hingga saat ini.

Menurut Thomas R. Watters, ilmuwan senior dari Smithsonian, “Distribusi global patahan dorong muda seperti patahan Lee-Lincoln, potensinya untuk tetap aktif, dan potensi pembentukan patahan dorong baru akibat kontraksi yang berkelanjutan harus dipertimbangkan saat merencanakan lokasi dan menilai stabilitas pos terdepan permanen di Bulan.”

Perhitungan Risiko Gempa Bulan

Meski frekuensi gempa Bulan yang merusak tergolong rendah, risiko tersebut tidak bisa diabaikan. Para peneliti memperkirakan peluang gempa berbahaya di dekat patahan aktif sekitar satu banding 20 juta per hari. Namun, jika misi berlangsung dalam jangka waktu panjang, peluang ini meningkat secara signifikan.

Nicholas Schmerr, peneliti utama, menjelaskan, “Jika astronaut berada di sana selama sehari, risiko cukup kecil. Namun, untuk misi berawak selama satu dekade, risiko gempa berbahaya meningkat menjadi sekitar satu banding 5.500. Ini seperti beralih dari peluang menang lotre yang sangat kecil menjadi peluang yang jauh lebih tinggi.”

Implikasi bagi Eksplorasi dan Infrastruktur Bulan

Temuan ini membawa konsekuensi besar bagi perencanaan misi Artemis dan proyek eksplorasi Bulan lainnya. Misi jangka pendek mungkin tidak terlalu terpengaruh, tetapi proyek jangka panjang yang melibatkan habitat permanen harus memperhitungkan potensi bahaya gempa.

Untuk meminimalkan risiko tersebut, para peneliti merekomendasikan agar pembangunan pangkalan tidak dilakukan di dekat patahan aktif atau area dengan tebing curam. “Keamanan dan keberlanjutan eksplorasi Bulan harus menjadi prioritas, dan lokasi pembangunan harus dipilih secara strategis,” ujar Schmerr.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Mamet Janzuke