Media Netizen — Aksi kekerasan yang terjadi saat orientasi anggota baru sebuah komunitas pecinta alam di Bitung, Sulawesi Utara, menuai kecaman dari berbagai pihak. Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) secara tegas mengecam tindakan bullying yang dilakukan senior kepada junior dalam kegiatan tersebut.
Ketua Umum FPTI, Yenny Wahid, menegaskan bahwa rasa hormat tidak dapat dibangun melalui kekerasan. “Kami menyesalkan terjadinya bullying yang kemarin terjadi di salah satu klub pecinta alam di Bitung dan tentu bullying tidak bisa diterima. Kekerasan atas nama apapun yang dilakukan senior terhadap junior atau siapa pun tidak bisa diterima,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis (2/10/2025).
Bullying Tidak Membentuk Rasa Hormat, Justru Menimbulkan Trauma
Yenny menekankan bahwa orientasi dengan cara kekerasan justru berpotensi menimbulkan luka batin dan trauma mendalam bagi korban. “Karena tindakan bullying dan kekerasan atau tindakan intimidatif hanya akan menimbulkan luka yang mendalam dan trauma. Rasa hormat tidak bisa didapatkan dari cara melakukan bullying terhadap adik kelas atau junior,” tegasnya.
Dia juga mengajak seluruh komunitas pecinta alam serta komunitas lain untuk menghapus tradisi kekerasan dalam proses orientasi. “Mari kita budayakan budaya mencintai alam dan mencintai sesama. Bullying no, tidak bisa diterima,” tambah Yenny.
Olahraga dan Komunitas Harus Berdasarkan Sportivitas dan Kejujuran
Senada dengan Yenny, Ketua Bidang Panjat Tebing Alam dan Rekreasi FPTI, Robertus Robet, menegaskan bahwa olahraga harus berlandaskan sportivitas dan kejujuran. “Dia hanya bisa dicapai dengan kesadaran dan tanggung jawab, oleh karena itu segala bentuk kekerasan pemaksaan itu sebenarnya di luar metode maupun cita-cita, olahraga apapun,” katanya.
Video Kekerasan Viral dan Kasus Dilaporkan ke Polisi
Kejadian bullying saat orientasi komunitas pecinta alam di Bitung ini menjadi sorotan setelah video rekaman kekerasan beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, sejumlah anggota baru terlihat dijejerkan dan mengalami tindakan kekerasan dari senior, seperti ditempeleng dan ditendang.
Orang tua salah satu korban sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti secara hukum.
Baca juga: Siswa SMP di Lampung Bunuh Teman, Tak Tahan Kerap Dibully