Media Netizen — Fenomena Hari Tanpa Bayangan kembali menghiasi langit Indonesia pada Oktober 2025. Momen langka ini selalu menarik perhatian karena menunjukkan posisi Matahari yang tepat berada di atas kepala, sehingga bayangan benda tegak seolah menghilang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa fenomena ini akan berlangsung dari September hingga Oktober 2025. Pada bulan Oktober, sejumlah ibu kota provinsi akan mengalami peristiwa unik ini dengan waktu yang berbeda-beda.
Daftar Kota dan Waktu Terjadinya Hari Tanpa Bayangan Oktober 2025
Berikut jadwal lengkap Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan periode kedua di Oktober 2025 menurut data BMKG:
- Bengkulu: 2 Oktober 2025 pukul 12.00.20 WIB
- Bandar Lampung: 7 Oktober 2025 pukul 11.46.49 WIB
- Serang: 8 Oktober 2025 pukul 11.42.56 WIB
- Jakarta: 8 Oktober 2025 pukul 11.39.58 WIB
- Bandung: 11 Oktober 2025 pukul 11.36.20 WIB
- Semarang: 11 Oktober 2025 pukul 11.24.58 WIB
- Yogyakarta: 13 Oktober 2025 pukul 11.24.47 WIB
- Surabaya: 12 Oktober 2025 pukul 11.15.39 WIB
- Banjarbaru: 1 Oktober 2025 pukul 12.10.24 WITA
- Denpasar: 15 Oktober 2025 pukul 12.04.57 WITA
- Mataram: 15 Oktober 2025 pukul 12.01.24 WITA
- Kupang: 19 Oktober 2025 pukul 11.30.40 WITA
- Makassar: 6 Oktober 2025 pukul 11.50.28 WITA
- Kendari: 3 Oktober 2025 pukul 11.39.00 WITA
- Sofifi: 9 Oktober 2025 pukul 12.22.53 WITA
- Ambon: 2 Oktober 2025 pukul 12.16.41 WITA
- Jayapura: 5 Oktober 2025 pukul 11.46.25 WIT
- Nabire: 2 Oktober 2025 pukul 12.07.46 WIT
- Wamena: 5 Oktober 2025 pukul 11.31.12 WIT
- Merauke: 15 Oktober 2025 pukul 11.51.16 WIT
Memahami Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Hari Tanpa Bayangan, atau yang dikenal juga sebagai Kulminasi Utama, terjadi saat Matahari berada tepat di titik zenith, yakni posisi paling tinggi di langit. Pada momen ini, deklinasi Matahari sejajar dengan lintang pengamat, menyebabkan bayangan benda tegak lurus tampak menghilang.
Fenomena ini menjadi salah satu tanda unik dalam pergerakan Matahari yang bisa diamati di wilayah tropis Indonesia. Saat terjadi, benda yang biasanya memiliki bayangan justru tidak terlihat bayangannya karena tertumpuk tepat di bawahnya.