Media Netizen — Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, menegaskan pentingnya integrasi data penerima subsidi energi. Menurutnya, langkah ini krusial untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan sampai kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Pernyataan Eddy ini muncul sebagai respon atas data subsidi energi LPG 3 kg yang disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Namun, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai data tersebut kurang akurat, sehingga menimbulkan perdebatan terkait penyaluran subsidi.
Integrasi Data Subsidi Jadi Kunci Tepat Sasaran
“Saya yakin baik Menteri Keuangan maupun Menteri ESDM memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan subsidi energi tepat sasaran bagi yang berhak,” ujar Eddy saat berdialog dengan tokoh masyarakat dan agama di Cianjur, Jumat (3/10/2025).
Eddy menambahkan, integrasi data penerima subsidi LPG dan BBM harus dijadikan acuan bersama lintas kementerian. Dengan data yang seragam, diharapkan tidak ada lagi subsidi yang salah sasaran.
“Data yang dipakai oleh Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, dan kementerian terkait lainnya harus sama,” tegasnya.
Penggunaan LPG 3 Kg Meluas, Subsidi Jadi Kurang Tepat Sasaran
Menurut Eddy, LPG 3 kg awalnya ditujukan sebagai kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin atau pra-sejahtera. Namun, penggunaan produk ini kini sudah meluas hingga ke kelas menengah, bahkan kafe dan restoran.
“Subsidi yang tidak tepat sasaran ini harus segera dibenahi bersama seluruh kementerian dan lembaga sesuai arahan Presiden Prabowo,” katanya.
Subsidi Barang Dialihkan Jadi Subsidi Uang Tunai
Eddy juga konsisten mendukung pengalihan subsidi dari bentuk barang ke subsidi langsung berupa uang tunai kepada penerima manfaat. Menurutnya, cara ini lebih efektif dan adil.
“Sejak awal, saya sudah menyarankan agar subsidi barang dialihkan menjadi subsidi uang yang diberikan langsung kepada masyarakat miskin dan tidak mampu,” ujar Eddy.
Dia menjelaskan contoh perhitungannya, jika subsidi LPG 3 kg senilai Rp 33.000 per tabung dan setiap kepala keluarga menggunakan rata-rata tiga tabung per bulan, maka penerima subsidi akan mendapatkan Rp 99.000 secara tunai dari pemerintah.
“Jika mekanisme ini diterapkan, harga LPG 3 kg di pasaran akan seragam sesuai harga eceran tetap yang ditetapkan regulator dan Pertamina,” tambahnya.
Subsidi Tepat Sasaran dan Beban APBN Lebih Ringan
Eddy menegaskan bahwa subsidi uang langsung ini mengedepankan prinsip keadilan sosial dan membantu meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Selain meningkatkan pendapatan negara, penghematan anggaran juga penting. Salah satunya dengan memastikan subsidi diberikan hanya kepada mereka yang berhak, yaitu masyarakat miskin dan tidak mampu,” pungkas Eddy.






