Media Netizen — Proses evakuasi dan identifikasi korban ambruknya bangunan musala dan asrama di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, terus berlanjut dengan penuh kesungguhan. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur berhasil memastikan identitas 40 jenazah dari total 57 korban yang ditemukan hingga kini.
Usaha pencocokan data antara ante mortem dan post mortem membuahkan hasil signifikan. Pada Rabu (8/10), enam jenazah tambahan berhasil diidentifikasi, menambah daftar korban yang terkonfirmasi secara resmi. Proses tersebut diakui sebagai langkah penting untuk memberikan kepastian kepada keluarga para santri.
Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes dr. M. Khusnan Marzuki, menyampaikan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara H.S Samsoeri Mertojoso, bahwa keenam jenazah baru tersebut telah dinyatakan cocok dengan data ante mortem yang ada.
“Tim DVI Polda Jatim telah melaksanakan identifikasi terhadap 6 kantong jenazah yang terdiri dari 6 jenazah cocok atau match dengan 6 nomor AM (Ante Morthem),” ujar Khusnan, Kamis (9/10/2025).
Sampai hari ini, dari 67 kantong jenazah yang diterima, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 40 korban. Berikut daftar nama santri yang teridentifikasi:
- Maulana Alfan Ibrahimavic, Pabean Cantikan, Surabaya (1/10)
- Muhammad Soleh, Jalan Madura, Bangka Belitung (1/10)
- Muhammad Mashudulhaq, Kalikendang, Dukuh Pakis, Surabaya (1/10)
- Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, Putat Jaya Sekolahan, Surabaya (1/10)
- M. Agus Ubaidillah, Gresik Gudukan, Krembangan, Surabaya (2/10)
- Firman Noor (16), Tembok Lor III, Surabaya (4/10)
- M Azka Ibadurrahman (13), Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya (4/10)
- Daul Milal (18), Sidokapasan, Surabaya (4/10)
- Nurudin (13), Karang Gayam, Blega, Bangkalan (5/10)
- Ahmad Rijalul Haq (16), Jalan Dapuan Baru 1, Surabaya (5/10)
- Moh. Royhan Mustofa (17), Jl. KH Syadhali Makhdi, Bangkalan (6/10)
- Abdul Fattah (18), Asem Manunggal, Sampang (6/10)
- Wasiur Rohib (17), Jalan Gayungan 8 GG Mawar 14/B, Surabaya (6/10)
- Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16), Kp. Pulo Kapuk Mekar Mukti, Bekasi (6/10)
- Moh. Dafin (13), Jl Banowati Selatan II/20, Semarang (6/10)
- M. Ali Rahbini (19), Dsn. Plasah, Birem, Tambelang, Sampang (6/10)
- Sulaiman Hadi (15), Morleke, Kolla Modung, Bangkalan (6/10)
- Muhammad Ahmad Fahmi (15), Kampung Karanganyar, Bangkalan (7/10)
- Muhammad Reza Syfai Akbar (14), Brogol Kauman, Surabaya (7/10)
- Afifuddin Zarkasi (13), Balongsari Tama 8-A/6, Surabaya (7/10)
- Moh. Rizki Maulana Saputra (16), Wadungasih, Buduran, Sidoarjo (7/10)
- Moh. Ubaidillah (17), Dsn. Garuan, Bangkalan (7/10)
- Virgiawan Narendra Sugiarto (16), Mayong Tengah, Lamongan (7/10)
- Moch Ali Sirojuddin (13), Dupak Rukun, Surabaya (7/10)
- Muhammad Azam Habibi (14), Sidotopo Jaya, Surabaya (7/10)
- M Maulidy Hasany Kamil (16), Dsn. Kebun Sari, Bangkalan (7/10)
- Ach Fathoni Abil Falaf (17), Dsn. Sodin, Bangkalan (7/10)
- M Azam Alby Alfa Himam (17), Dsn Kebun Sari, Bangkalan (7/10)
- Khoirul Mutaqin (18), Jalan KH Hasyim Asyari, Kediri (7/10)
- Farhan (17), Jalan Kutisari Selatan, Surabaya (7/10)
- Syafiuddin (15), Dusun Burnih Oloh, Sampang (7/10)
- Achmad Ghiffary Haekal Nur (17), J.A. Suprapto, Gresik (7/10)
- Muhammad Ubay Dillah (15), Sungai Kakap, Kalimantan Barat (7/10)
- Achmad Alby Fahri (13), Hangtuah, Surabaya (7/10)
- Abdus Somad (17), Dsn. Kamarong, Sampang (melalui medis dan properti)
- Imam Junaidi (16), Kmp. Nangger, Bangkalan (melalui medis dan properti)
- Mohammad Fajri Ali (14), Kalimas Baru, Surabaya (melalui medis dan properti)
- Muhammad Nasi Hudin (15), Dusun Riding Panjang, Bangka (melalui DNA dan medis)
- Achmad Suwaifi (15), Kmp. Galba, Bangkalan (melalui DNA dan medis)
- Mochammad Haikal Ridwan (14), Dsn. Barat Leke, Bangkalan (melalui DNA dan medis)