Media Netizen — Ketegangan internasional kembali memanas saat armada kapal bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla berusaha menerobos blokade Israel menuju Jalur Gaza. Kapal-kapal ini menjadi sorotan dunia setelah dicegat oleh pasukan Angkatan Laut Israel di perairan dekat Gaza, memicu kecaman keras dari berbagai negara.
Insiden ini bukan hanya soal kapal-kapal yang tidak bisa melanjutkan perjalanan, melainkan juga perang diplomatik yang memanas antara Israel, Turki, dan Kolombia. Tuduhan “aksi terorisme” dari Turki dan pengusiran diplomat Israel oleh Kolombia menandai eskalasi serius dalam konflik ini.
Turki Kecam Israel Atas Pencegatan Global Sumud Flotilla
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut tindakan pasukan Israel yang mencegat dan menaiki kapal-kapal Global Sumud Flotilla sebagai “pelanggaran paling serius terhadap hukum internasional”. Turki menuding Israel melakukan “aksi terorisme” yang membahayakan nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
Armada yang terdiri dari sekitar 45 kapal ini membawa politisi dan aktivis dari berbagai negara, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. Mereka berlayar dari Spanyol dengan tujuan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang tengah menghadapi krisis kelaparan akibat blokade.
Kolombia Usir Diplomat Israel Sebagai Bentuk Protes
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, merespons pencegatan kapal dengan langkah tegas, yakni mengusir seluruh diplomat Israel yang masih berada di negaranya. Petro menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan internasional baru” yang tidak dapat diterima.
Selain itu, dua aktivis Kolombia yang berada di armada kapal tersebut juga ditahan oleh militer Israel saat insiden pencegatan terjadi pada 1 Oktober 2025 waktu setempat.
Situasi di Jalur Gaza dan Lanjutan Misi Global Sumud Flotilla
Meskipun 13 kapal berhasil dicegat, sekitar 30 kapal lainnya dari Global Sumud Flotilla tetap melanjutkan perjalanan menuju Jalur Gaza. Para penyelenggara menegaskan bahwa misi bantuan kemanusiaan ini akan terus berlanjut demi membantu warga Palestina yang terjebak dalam blokade.
Menurut laporan, kapal-kapal tersebut berada kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 kilometer dari wilayah Gaza saat pencegatan berlangsung.
Hamas Kutuk Tindakan Israel sebagai Pembajakan
Kelompok Hamas mengecam keras tindakan Israel dan menuduhnya melakukan kejahatan pembajakan terhadap kapal-kapal Global Sumud Flotilla. Hamas meminta komunitas internasional untuk mengecam langkah Israel yang dianggap melanggar hukum dan membahayakan misi kemanusiaan ini.
Israel Beri Peringatan Terakhir untuk Warga Gaza
Di sisi lain, Israel mengeluarkan peringatan terakhir kepada warga sipil di Kota Gaza agar segera meninggalkan daerah tersebut. Peringatan ini dikeluarkan saat militer Israel memperketat pengepungan di kota terbesar di Jalur Gaza tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa ini merupakan kesempatan terakhir bagi warga Gaza yang ingin pindah ke wilayah selatan, dengan tujuan memisahkan warga sipil dari anggota Hamas yang masih berada di Kota Gaza.