Media Netizen — Indonesia tengah menyiapkan langkah besar dalam pengembangan energi terbarukan. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa 75 persen dari tambahan kapasitas pembangkit listrik di Tanah Air akan menggunakan sumber energi terbarukan dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang.
Langkah ini menjadi bagian dari implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru saja disahkan, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada energi impor sekaligus memanfaatkan sumber daya domestik yang melimpah.
75 Persen Tambahan Kapasitas Pembangkit Berbasis Energi Terbarukan
Darmawan menyampaikan hal tersebut saat hadir dalam acara detikSore on Location di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025). Ia menjelaskan, selama sepuluh tahun ke depan, akan ada penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW).
“Dari 69,5 GW tambahan kapasitas pembangkit ini, 75 persennya akan berbasis energi baru terbarukan. Ini merupakan arahan langsung dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Bapak Presiden,” ujar Darmawan.
Memanfaatkan Sumber Energi Domestik
Direktur Utama PLN itu menegaskan bahwa pihaknya hanya menjalankan arahan pemerintah. Tujuannya adalah menggantikan energi impor dengan sumber energi yang tersedia di dalam negeri, seperti angin, matahari, tenaga air, dan panas bumi.
“Energi yang selama ini diimpor akan digantikan dengan energi domestik. Angin dari mana? Dalam negeri. Matahari dari mana? Domestik. Tenaga air? Domestik. Geotermal? Domestik. Jadi bukan lagi impor,” jelasnya.
Menggantikan BBM Mahal dengan Energi Terbarukan yang Lebih Murah
Darmawan juga menambahkan, PLN mendapat arahan untuk mengganti bahan bakar minyak (BBM) yang mahal dengan sumber energi terbarukan yang lebih terjangkau dan dapat diandalkan.
“Kami sudah melihat arahan Pak Menteri, yang mahal diganti dengan yang murah. Energi ini harus terjangkau sekaligus andal. Kami siap melaksanakan itu,” kata Darmawan.
Target Semua Daerah Terang pada 2029
Selain itu, ia menegaskan komitmen PLN untuk memastikan seluruh wilayah Indonesia memiliki akses listrik yang memadai pada 2029. Hal ini sejalan dengan semangat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Setiap keluarga di Indonesia pada tahun 2029 harus hidup dalam terang, bukan hanya sebuah tulisan di atas kertas, tapi menjadi kenyataan,” tegas Darmawan.






