Media Netizen — Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah serius untuk mencegah keracunan pangan di program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebanyak 1.800 petugas penjamah makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Bogor dan Sukabumi mengikuti pelatihan intensif yang digelar pada awal Oktober 2025.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut hasil rapat terbatas bersama Presiden, yang menekankan pentingnya bimbingan teknis bagi para penjamah makanan. Langkah ini diharapkan mampu mengantisipasi kejadian luar biasa terkait keracunan pangan yang pernah terjadi sebelumnya.
Fokus Pelatihan dan Standar Kebersihan
Direktur Penyediaan dan Penyaluran wilayah II BGN, Nurjaeni, menyampaikan bahwa para peserta pelatihan berasal dari SPPG yang sehari-hari menangani program MBG. Ia menekankan pentingnya disiplin dalam menerapkan standar kebersihan dan sanitasi agar dapat mencegah potensi kontaminasi makanan.
“Keamanan pangan adalah kunci utama dalam mendukung kesehatan masyarakat,” ujar Nurjaeni di Bogor Selatan, Kota Bogor, Minggu (5/10/2025). “Kami berharap seluruh penjamah makanan dapat lebih disiplin menerapkan standar kebersihan dan sanitasi, sehingga terhindar dari potensi kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan atau penyakit bawaan pangan.”
Persiapan dan Standar Pelayanan
Nurjaeni menambahkan, dalam beberapa waktu terakhir ditemukan kasus gangguan pencernaan yang menonjol. Oleh karena itu, setiap SPPG harus siap dengan berbagai persyaratan, seperti:
- Chef bersertifikat
- Rapid test makanan
- Filter air untuk sumur, kran, dan galon
- Sterilisasi peralatan masak
- Sertifikat laik hygiene dan sanitasi
- Keberadaan ahli gizi
Materi Pelatihan dan Target Sertifikasi
Selama dua hari pelatihan, peserta menerima materi dari berbagai narasumber, termasuk dari Dinas Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Dinas Pendidikan. BGN memasang target melatih 1.500 chef bersertifikat hingga Desember 2025.
“Materi yang disampaikan mencakup SOP keamanan pangan, kualitas pangan, hingga sistem learning management untuk sertifikasi pelatihan penjamah makanan,” jelas Nurjaeni.
Menuju Standarisasi Nasional Dapur SPPG
Sawin, Staf Dialur Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN, menegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan teknis ini adalah langkah awal menuju standarisasi nasional dapur sehat di SPPG. Peningkatan pengetahuan keamanan pangan sangat penting bagi para penjamah makanan demi menjaga kualitas MBG.
“Bimbingan teknis ini bertujuan agar seluruh relawan dan pengelola SPPG memiliki pemahaman yang sama tentang standar pelayanan gizi, mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, pemorsian, hingga pendistribusian makanan yang higienis dan aman,” ujar Sawin.
“Harapan kami, seluruh dapur SPPG di Indonesia bisa memenuhi dua standar utama, yaitu Standar Layanan Higiene dan Sanitasi (SLHS) serta halal, agar program makan bergizi gratis berjalan sesuai prinsip keamanan pangan dan keberkahan konsumsi.”






