Media Netizen — Jakarta – Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, menegaskan bahwa generasi muda Indonesia menyimpan potensi besar untuk membawa perubahan positif di masa depan. Dalam acara peluncuran buku Leadership XYZ yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu malam (8/10/2025), Anies menyoroti karakter anak muda yang belum memiliki pengalaman luas, tapi justru menawarkan harapan baru bagi bangsa.
“Anak muda memang belum memiliki pengalaman karena usianya. Karena itu, mereka tidak menawarkan masa lalu, tapi masa depan,” ujar Anies. Ia menambahkan bahwa pengalaman bukan satu-satunya modal anak muda dalam berkontribusi. “Kalau perusahaan mencari orang berpengalaman, silakan cari orang tua. Tapi kalau ingin masa depan, ambil saya jadi bagian tim Anda,” tegasnya penuh keyakinan.
Citayam Fashion Week: Kreativitas Anak Muda yang Viral
Anies juga mencontohkan fenomena unik yang muncul dari kreativitas anak muda di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Trotoar di terowongan Jalan Kendal yang biasa digunakan sebagai tempat menyeberang diubah menjadi catwalk oleh generasi muda, kemudian dikenal luas dengan sebutan Citayam Fashion Week.
“Di tangan anak-anak muda, trotoar itu berubah jadi catwalk. Mereka menciptakan perspektif baru yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan. Ini menunjukkan bahwa kekuatan anak muda jangan pernah diremehkan,” ujar Anies mengapresiasi inovasi tersebut yang menjadi viral di media sosial.
Buku Leadership XYZ: Kolaborasi Tiga Generasi
Buku Leadership XYZ ditulis oleh Anies bersama Dedi Wijaya dan Sarah Ardiwinata, yang masing-masing mewakili generasi X, Y, dan Z. Anies yang lahir antara pertengahan 1960-an hingga 1980-an masuk generasi X, Dedi dari generasi Y (1981-1996), dan Sarah dari generasi Z (1999-2012).
Tujuan penulisan buku ini bukan untuk menonjolkan perbedaan generasi, melainkan menegaskan pentingnya dialog lintas generasi sebagai sumber kebijaksanaan baru. “Setiap generasi punya pandangan berbeda, tapi sayangnya perspektif itu kurang didengar,” kata Anies.
Dia menambahkan, “Menulis soal kepemimpinan bukan soal siapa lahir dulu, tapi soal siapa mau mendengar. Banyak organisasi sulit maju bukan karena kekurangan pemimpin, tapi karena terlalu banyak yang ingin didengar dan sedikit yang mau mendengar.”
Awal Mula Kolaborasi dan Pengalaman Para Penulis
Anies bertemu Dedi pertama kali pada 2011 di Tanimbar, Maluku, dan bertemu Sarah saat acara Desak Anies di Bandung pada November 2023. Sarah pernah menghapus Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolah saat Anies menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), yang menandai potensi kepemimpinan Sarah.
Pada Januari 2024, Sarah bergabung dalam tim kampanye Anies untuk Pilpres 2024, menyusul Dedi yang telah lebih dulu menjadi bagian tim tersebut. Ketiganya kemudian rutin berdiskusi dan akhirnya memutuskan menulis buku bersama tentang kepemimpinan.
Menariknya, ketiganya pernah menjadi Ketua OSIS di masa SMA masing-masing. Anies memimpin OSIS SMAN 2 Yogyakarta, Dedi di SMK Rajawali, dan Sarah di SMAN 8 Bandung.
Sarah mengatakan, “Lucu juga kalau tiga ketua OSIS dari tiga generasi berbeda menulis buku bersama tentang kepemimpinan,” ungkapnya dengan antusias.
Dedikasi dan Inspirasi dalam Penulisan Buku
Dedi menyampaikan bahwa buku ini juga didedikasikan untuk almarhum Syafiq Basri, dosen di universitas swasta di Jakarta dan mantan wartawan. Syafiq dikenal sebagai sosok yang sadar melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan dan memiliki pandangan positif terhadap anak muda dan kepemimpinan.
“Saya bertemu Pak Syafiq yang mengajar di London School of Public Relation. Beliau bilang, ‘Mas Dedi, waktu sudah berubah, sekarang banyak cerita dari anak muda’. Ini sangat membekas dan menjadi inspirasi kami,” ujar Dedi.
Di sampul belakang buku, tertulis bahwa Leadership XYZ mengajak pembaca menapaki kepemimpinan sebagai perjalanan manusiawi yang berujung pada tiga aspek utama: memimpin diri sendiri, memimpin orang lain, dan memimpin dalam ruang lintas generasi.
