Media Netizen — Keracunan massal yang melibatkan siswa di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengguncang masyarakat setempat. Sebanyak 86 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG), dengan 24 di antaranya masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Kejadian ini langsung mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Agam. Sekretaris Daerah (Sekda) Muhammad Luthfi mengungkapkan bahwa hingga Rabu malam, jumlah siswa yang masuk rumah sakit dengan keluhan sakit perut, muntah, dan pusing mencapai 86 orang.
Penanganan Cepat Dilakukan Pemkab Agam
Setelah mengetahui kejadian tersebut, Pemkab Agam segera mengambil langkah penanganan medis yang cepat dan tepat. Luthfi menyatakan bahwa pihaknya serius mengatasi masalah ini agar korban mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal.
“Setelah kejadian, kita lakukan penanganan secara cepat terkait dengan penanganan medis, sehingga korban sudah bisa dilayani dengan tepat,” ujar Luthfi saat mengunjungi para korban di RSUD Lubuk Basung.
Data Korban dan Kondisi Terbaru
Sebagian korban yang mengalami gejala ringan sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Namun, 24 siswa lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung. Direktur rumah sakit tersebut, dr. Riko Krisman, mengonfirmasi bahwa pihaknya menerima total 27 korban, tiga di antaranya sudah dipulangkan setelah kondisinya membaik.
“Sekarang tinggal 24 orang yang masih dirawat. Keluhan utama mereka adalah mual, muntah, dan pusing,” ungkap dr. Riko kepada detikSumut.
Kasus Serupa di Daerah Lain
Kasus keracunan yang diduga terkait dengan menu MBG ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelumnya, sejumlah siswa di daerah lain juga mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi menu serupa. Salah satunya adalah siswi di Bandung Barat yang meninggal dunia, meski Dinas Kesehatan menyatakan kasus tersebut tidak terkait dengan MBG.
Selain itu, sebanyak 45 siswa SMKN di Ngawi dilaporkan mengalami mual-mual usai menyantap menu MBG. Peristiwa-peristiwa ini menimbulkan keprihatinan dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat terkait pengelolaan program makanan bergizi untuk pelajar.
